Nethanya Eleanor Market Analyst Yang Terjun Membangun Brand Bisnisnya Sendiri

Membangun sebuah bisnis tentu tidak bisa asal-asalan. Untuk memulainya butuh berbagai persiapan bukan hanya sekedar butuh modal dana saja. Salah satu langkah utama yang perlu dilakukan adalah market research. Melakukan riset pasar menjadi bagian penting yang tidak boleh dilewati sebelum anda memutuskan membangun bisnis.

Market research merupakan kegiatan survei untuk mengumpulkan informasi seputar peluang bisnis yang akan anda bangun. Dengan market research akan membantu para entrepreneur menghadirkan produk yang cocok untuk konsumen sesuai tren dan kebutuhan pasar.

Biasanya kegiatan riset pasar ini mencakup siapa saja yang akan menjadi target konsumen, harga, produk, distribusi, hingga alat pemasarannya.

Mau tahu bagaimana cara melakukan market research untuk memulai berbisnis ? Simak pengalaman yang dibagikan oleh Nethanya Eleanor sebagai Market Analyst. Womyns bisa belajar langkah-langkah dalam memulai bisnis dari Nethanya yang juga Owner brand Koveswim.

Berkenalan Dengan Nethanya Market Analyst Muda

Nethanya Eleanor, perempuan pemberani yang mencoba hidup mandiri sejak usia belia di negeri orang. Selama 18 tahun tinggal bersama orang tua di Indonesia, Nethanya memutuskan mengambil tantangan terbesar dalam hidupnya untuk menimba ilmu di Inggris. Tanpa keluarga maupun kerabat ia kuliah selama tiga tahun di University Of Birmingham, London. Setelah lulus ia tidak mau hanya berdiam diri saja. Lulusan ekonomi ini, langsung mempraktikkan ilmunya dengan terjun ke dunia bisnis.

Namun sebelum memulai bisnis pertamanya, Nethanya lebih dulu terjun dalam dunia kerja sebagai seorang Market Analyst. 

“Tujuh bulan aku nunggu pekerjaan setelah lulus. Awalnya, ingin bisa terjun ke dunia investment banking atau business consultant di London,” ungkap Eleanor.

Ternyata pekerjaan yang ia harapkan tersebut bukanlah jodohnya. Ia mengaku sempat mengalami insecure atau tidak percaya diri dengan kemampuan yang dimiliki dirinya. 

“Jadi, aku merasa enggak puas sama diri aku sendiri dan pastinya merasa kecewa juga. Aku sempat berpikir aku gagal, aku enggak beruntung, oh aku enggak pinter disini ya,” kata Eleanor mengungkapkan perasaannya saat itu.

Perempuan yang akrab disapa Thanya ini, akhirnya memutuskan untuk kembali ke Indonesia dan mencoba peruntungannya di tanah air. 

Dari rasa insecure itu ia belajar mengubah mindsetnya. Pelan-pelan ia membangkitkan kembali semangatnya. Benar saja, tak perlu waktu lama bagi Nethanya untuk mendapatkan pekerjaan di Indonesia. Baru dua bulan di tanah air ia langsung mendapatkan pekerjaan sebagai Market Analyst.

“Harus benar-benar percaya diri sih, memotivasi diri kita sendiri dan taruh di pikiran kita bahwa aku pasti bisa. Tapi, kalau kita sendiri pesimis maka hasilnya juga seperti yang kita pikirkan itu,” jelas perempuan yang pernah mewakili Indonesia menjadi Presiden di University of Birmingham Indonesian Society.

Melewati berbagai penolakan saat melamar pekerjaan di Inggris, namun hal itulah yang menjadikan dirinya tangguh dan mandiri. Nethanya pun tidak menyangkal bahwa kesuksesannya sekarang dibentuk dari perjalanan karirnya yang berliku serta penuh penantian. 

Kesuksesan Nethanya menjadi market Analyst telah mengantarkan dirinya menjadi seorang womenpreneur. Saat ini Nethanya masih akitf bekerja di Kantar, yaitu sebuah perusahaan konsultasi merek dan analisis data terkemuka di dunia.

Mulai Berbisnis Pakaian Renang Dengan Market Research 

Meski berkecimpung dalam dunia market research secara tidak sengaja namun hal ini dianggap sebagai sebuah kesempatan bagi Nethanya untuk menambah skill.

Perempuan yang suka tantangan ini merasa market research adalah suatu esensi penting bila ingin terjerumus dalam sebuah bisnis.

“Apalagi aku emang punya keinginan merintis usaha sendiri, on my on business. Jadi, riset pasar itu bagian dari economic studies aku,” imbuhnya.

Menyadari riset pasar merupakan bagian penting dari sebuah bisnis, Nethanya pun melakukan survei kecil-kecilan untuk memulai bisnisnya.

Baru-baru ini Thanya mewujudkan keinginan berbisnisnya. Ia memulai usaha dengan membangun brand miliknya sendiri. Perempuan yang kuliah jurusan ekonomi di Inggris selama tiga tahun ini telah membuat usaha pakaian renang (swimwear) dengan brand Koveswim (Swimwear and Resortwear).

Koveswim dibuat oleh Nethanya bersama teman dekatnya. Mulanya beranjak dari kebutuhan mencari swimwear di Indonesia yang masih terbatas.

“Aku merasa selama di Jakarta kok cari pakaian renang yang nyaman dipakai terbatas banget ya. Biasanya kalau aku mau cari pakaian renang ya opsinya brand-brand luar negeri yang ada di mall, dan kalau ada brand lokal pun cuma ada dua sampai tiga brand aja,” jelas Thanya.

Ia pun melihat hal ini sebagai sebuah peluang bisnis yang bagus. Akhirnya tercetuslah ide untuk membuat bisnis pakaian renang dengan brand sendiri.

“Dari situ aku mulai riset pasar tentang para kompetitor aku. I think, kompetitornya belum banyak ya, jadi masih banyak peluang yang bisa kita eksplor,” imbuhnya.

Kata Thanya, awal memulai riset dengan mencari tahu harga swimwear yang beredar di pasaran, serta bagaimana kualitasnya, hingga siapa saja target pasarnya. 

Menurut hasil risetnya, merek-merek lokal yang bermain di bisnis pakaian renang ini memiliki kualitas jauh lebih bagus serta harga yang ramah di kantong, bila dibandingkan brand-brand internasional yang beredar di Indonesia.

Saat membangun Koveswim, Thanya mengaku mencari sendiri kualitas bahan yang akan dipakai untuk bisnisnya tersebut. Bahkan, ia rela terbang ke Bali demi mendapatkan supplier bahan pakaian renang terbaik.

Koveswim memiliki target pasar di wilayah Jabodetabek dan Bali. Thanya mengaku produk yang ia jual ke pasaran tidak memasang harga tinggi. Koveswim  memasarkan produknya mulai harga Rp 300.000 hingga Rp 600.000. Meski dari segi harga tergolong middle price, tapi soal kualitas Kove menjamin kenyamanan bahan serta desain-desain up to date, yang tidak kalah dengan merek-merek internasional.

Langkah Melakukan Market Research

Bagi para entrepreneur pemula mungkin akan merasa bingung dan bertanya-tanya darimana harus memulai riset pasar. Menurut Market Analyst, Nethanya Eleanor, para pebisnis pemula bisa memulai riset pasar dari hal-hal yang paling mudah. Misalnya, melalui media sosial seperti Instagram Polling atau Question Box. 

“Ya, quick survey aja sih sebenarnya. Kalau di bisnis aku sendiri, biasanya sih aku tanya ke teman-teman cewek. Aku tanya ke mereka, kalau cari pakaian renang suka model seperti apa, sukanya yang high waist or low waist, atau model one piece bikini,” jelasnya.

Setelah mengidentifikasi hal-hal yang dibutuhkan konsumen, selanjutnya buatlah riset terhadap para kompetitor, bahkan agar bisnis yang kelak kita bangun bisa semakin berkembang diperlukan pula analisa tren pasar.

Nethanya mengatakan sebagai entrepreneur mengikuti tren sangatlah penting. Sebab, lewat tren yang sedang booming dapat membantu seorang pengusaha untuk mengerti kesukaan konsumen.

“Contohnya sepuluh tahun yang lalu orang pakai Facebook, tapi sekarang orang banyak beralih ke Instagram atau Tiktok. Jadi, trend tools inilah yang penting dalam digital marketing. Makanya, orang harus bisa cepat beradaptasi mengikuti trend,” imbuh Thanya.

Selain market research hal utama yang harus dipersiapkan tentulah budget. Berdasarkan pengalamannya memulai Kove Swim, Nethanya sudah menyiapkan anggaran sesuai pos masing-masing. “Aku udah atur berapa persen untuk produksi, berapa persen aku alokasikan ke marketing, dan alokasi ke hal-hal lain,” tambahnya.

Tantangan Membangun Sebuah Brand

Tentu sebuah kebanggaan tersendiri ketika kita menjual produk dengan brand milik sendiri. Namun, menciptakan image brand yang baik di tengah persaingan pasar memang bukan perkara mudah. 

Ada berbagai tantangan yang seringkali harus dihadapi para entrepreneur. Seperti yang dihadapi Nethanya saat membangun bisnis Kove Swim. Diakuinya, bisnis tersebut tak selalu berjalan mulus. Kata dia, tantangan yang harus dilewati adalah bersaing dengan kompetitor merek-merek luar negeri. 

Menurut Thanya, disinilah kekuatan membangun persepsi konsumen terhadap sebuah produk sangatlah penting. The power of marketing menjadi kunci untuk bersaing dengan brand luar negeri.

“Stigma di masyarakat kita tuh beranggapannya local brand itu enggak sebagus dengan brand luar punya. Mereka memandang bahwa harga lebih murah pasti kualitas juga rendah. It’s just a cased, padahal ada brand-brand lokal yang harganya murah tapi kualitasnya sebagus brand internasional,” Kata Thanya menjelaskan.

Persepsi itulah yang harus dirubah oleh para pengusaha lokal dengan memberikan kualitas produk terbaik bagi konsumennya. Bukan hanya itu, agar bisnis tetap bertahan ditengah persaingan pasar, Nethanya selalu melakukan inovasi untuk memenuhi kebutuhan pangsa pasarnya. 

“Jadi, awalnya Kove hanya menjual swimwear, sekarang kita produksi resort wear. Soalnya, fokus pasar kita banyak di Jabodetabek sedangkan di daerah ini pantai enggak banyak, jadi kita juga pikirkan siapa yang mau beli setiap hari. Karena itu, Kove buat juga pakaian-pakaian kasual yang bisa dipakai untuk vacation atau ke mall,” jelas Thanya.

Ia pun sempat merasa takut dan ragu ketika ingin membangun brandnya sendiri, namun akhirnya Thanya berhasil melawan rasa takut tersebut.

Baca juga: Chrisvania Nyssa Berbagi Ilmu Membangun Startup Lewat ThinkLoud.id

Pesan Untuk Womyns Yang Mau Membangun Bisnis

Berbisnis memang butuh keberanian serta tekad yang kuat. Nethanya, perempuan mandiri yang mengakui bahwa dirinya masih terus belajar setiap hari tentang dunia bisnis. 

“Apa yang kita takuti justru harus kita lakukan supaya hal itu bikin kita enggak takut lagi kedepannya,” ungkapnya.

Menurut perempuan yang pernah bekerja sebagai Summer Analyst Central Bank of Indonesia ini, saat memulai suatu bisnis jangan terlalu banyak membuat perencanaan apalagi banyak berpikir. Karena hal itu membuat kita tidak akan pernah memulai bisnis. 

“Kuncinya ya stop over thinking and just do it. Kalau gagal ya enggak apa-apa dibandingkan kita enggak pernah mencoba,” tambahnya.

Jadi, buat Womyns jangan pernah takut untuk memulai ya. Tetaplah berpikir optimis agar semangat kamu dalam berbisnis ataupun berkarir tidak mudah patah.

Semoga pelajaran berbisnis yang dibagikan oleh Nethanya Eleanor bisa menjadi panduan kamu menjadi perempuan yang mandiri serta berani melangkah menjadi womenpreneur.

See you next time only on TheWomynpreneur Talk..

Nantikan terus pelajaran-pelajaran berbisnis lainnya dari para perempuan Indonesia yang penuh inspiratif.

(Evilin Falanta)

Recommended Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.