Semenjak Pandemi Covid-19 melanda Indonesia, perekonomian tanah air pun lumpuh. Terasa jelas dampak virus Covid-19 telah mengguncang semua lini bisnis di tanah air. Nyaris seluruh sektor pekerjaan terhambat selama masa Pandemi Covid-19 ini. Salah satu bisnis yang paling terdampak Pandemi yaitu bisnis wedding organizer. Bahkan tak sedikit dari mereka yang menjalankan bisnis wedding organizer (WO) terpaksa gulung tikar. Seperti yang dialami oleh Vera Rika Rahmawati. Ia adalah salah satu pemain di bidang bisnis perencanaan pernikahan.
Setelah berjalan beriringan selama tiga tahun dengan Pandemi Covid-19 ini perlahan gairah perekonomian mulai muncul. Pemerintah pun mulai melonggarkan regulasinya. Verarika Rahmawati pun memanfaatkan kondisi ini meski bisnisnya sempat anjlok.
Ia memutuskan untuk aktif kembali menjalankan bisnis Wedding Organizer miliknya. Lantas seperti apa sih langkah yang diambil oleh Verarika hingga berani terjun kembali melanjutkan bisnisnya?
Kita simak yuk cerita Verarika yang membagikan pengalaman berbisnisnya kepada TheWomyn.
Berawal dari Ajakan Teman
Vera, begitu ia akrab disapa. Ia mengaku terjun ke bisnis perencanaan pernikahan atau istilah kerennya wedding organizer karena tawaran sahabatnya. Kala itu, sahabat Vera meminta bantuan untuk dibuatkan Memorandum of Understanding (MoU) atau nota kesepakatan buat sebuah acara.
“Berhubung sekolah aku di jurusan kenotariatan, kan berkaitan dengan hukum jadi aku bisa buatkan MoUnya. Kebetulan MoU itu untuk event exhibition education anak di sebuah mall,” sambungnya.
Dari situlah sang sahabat kemudian menawarkan Vera Rika Rahmawati untuk bergabung menjadi kru sebuah perhelatan acara pameran-pameran. Vera sendiri memiliki modal pengalaman dalam membuat sebuah acara. Bekal itu ia peroleh saat menjadi panitia acara pentas seni (Pensi) saat masih duduk di bangku sekolah dulu.
Vera menuturkan ketika tawaran dari sahabatnya datang, euforianya muncul kembali. Ia begitu antusias karena rasa rindunya untuk bisa mengambil bagian dalam membuat sebuah acara seperti di jaman sekolah dulu. Tanpa berpikir panjang, ia pun langsung bergabung menjadi kru freelancer Exhibition pada 2017 silam.
Berangkat dari Exhibition lalu tawaran lain muncul menghampiri Vera. Salah seorang temannya menawarkan untuk bergabung mengambil bagian di sebuah event pernikahan. Dari situlah banyak pengalaman yang ia peroleh.
Sampai akhirnya setahun kemudian Vera berani mendirikan sebuah wedding organizer sendiri. Bermodalkan pengalaman-pengalaman tersebut, maka pada awal 2019 berdirilah bisnis yang ia namakan Verarika Wedding Planner.
Saat ini wedding organizer miliknya berfokus di wilayah Bandung. Verarika Wedding Organizer pun makin lama makin dikenal. Tak diragukan lagi meski baru beberapa tahun berdiri, WO miliknya sudah banyak menangani acara-acara pernikahan besar baik dari orang biasa hingga kalangan pejabat.
Namun sayang, baru beberapa tahun merasakan kejayaan bisnisnya, Vera harus menelan pil pahit gara-gara melonjaknya kasus Virus Covid-19 saat itu.
Jatuh Bangun Bisnis WO di tengah Pandemi
Pada awal kemunculan Virus Covid-19 usaha wedding planner yang dijalankan Vera masih dapat bertahan. Vera mengaku terus memutar otak untuk mempertahankan bisnisnya di masa-masa sulit itu. Apalagi, pemerintah terus melakukan perubahan regulasi agar kerumunan tidak terjadi. Hal ini jelas membuat bisnis WO kian merosot, sebab setiap acara pernikahan tentu identik dengan kerumunan.
“WO aku sempat anjlok waktu itu dan aku terus beradaptasi dengan keadaan. Aku coba membuat package yang lebih sedikit. Habis itu aku coba lagi buat kemasan paket wedding rumahan dan aku tetap menerapkan protokol kesehatan di setiap event,” ungkap Vera.
Sayang, hal itu tak berjalan lancar. Nyatanya bisnis WO Vera tak mampu bertahan lantaran makin sepi orderan. Kata Vera, akibat Pandemi ini banyak calon pengantin yang berpikiran untuk menggelar pernikahan sekedar di KUA saja tanpa acara resepsi.
Akhirnya, Vera memutuskan untuk vakum dari bisnis wedding organizernya. Walau begitu, ia tak putus harapan dalam berbisnis. Ia memilih banting setir di saat Pandemi Virus Covid-19 sedang melambung tinggi.
Ia beralih dari seorang wedding planner menjadi seorang freelancer editor di sebuah kanal Youtube milik kerabatnya. Tak bertahan lama dengan dunia Youtube, maka di tahun kedua Pandemi ia mulai lagi menjalankan usaha. Namun kali ini di bisnis yang berbeda.
“Food and beverage, aku banting setir kesana. Jadi, aku coba cari market baru dengan jualan street food. Aku lihat saat itu anak-anak muda udah mulai berani keluar rumah nih, jadi aku manfaatin pangsa pasarnya disitu,” cerita wanita 27 tahun ini.
Sayangnya, baru enam bulan menghirup udara segar berbisnis street food, Vera lagi-lagi harus menerima rasa pahit bahwa usahanya harus ditutup. Sebab saat itu terjadi penigkatan kasus penderita Virus Covid-19, sehingga pemerintah kembali mengencangkan peraturannya dengan memberlakukan PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar).
Hal ini jelas terasa berat bagi para pengusaha, tak terkecuali bagi Vera. Meski begitu, mahasiswa magister jurusan kenotariatan ini tak patah arang. Ia tetap membangun semangatnya sebagai modal dalam berbisnis.
“Gagal satu ya coba lagi bisnis yang lain. Pokoknya kita harus bisa beradaptasi dengan hal-hal baru di massa sekarang ini,” imbuhnya.
Kembali Ke Asal
Beranjak di tahun ketiga Pandemi Virus Covid-19 pelan-pelan mulai menyusut. Pemerintah pun mulai melonggarkan aturannya. Melihat geliat pasar mulai bergairah, Vera langsung memanfaatkan peluang tersebut.
Mahasiswa Univeristas Padjajaran ini memilih untuk membuka kembali bisnis wedding organizernya. “Alasan aku mau lanjut di wedding planner ini karena membuat acara ini kan bagi klien hanya sekali seumur hidup. Jadi, aku berusaha kembali dan membuatnya sebaik mungkin,” ungkapnya.
Meskipun bukanlah perkara mudah untuk bisa kembali berjaya seperti dulu tapi bagi Vera disitulah tantangannya menjalani bisnis ini.
Strategi Berbisnis di Era New Normal
Menurutnya, tantangan di masa new normal seperti sekarang sama beratnya ketika berada di tengah tingginya Pandemi dulu.
“Tantangan terberatnya itu gimana caranya mengajak klien supaya mau menggelar acara pernikahan dengan memakai jasa kita. Selama ini kan mindset mereka otomatis berubah. Jadi maunya nikah yang simple, cukup di KUA atau gereja aja. Nah, tugas aku berusaha mengedukasi para klien ini,” tutur Vera.
Vera tak mentok sampai disitu. Ia mengasah lagi kemampuannya dengan belajar ke para mentornya di bidang wedding organizer serta menghubungi kembali komunitas WO. Bukan cuma itu, ia juga mengubah strategi promosinya.
Jika sebelumnya hanya bermain di Instagram dengan menampilkan portofolio berupa foto saja, kini Vera mempromosikannya dengan membuat konten-konten video di Reel maupun Tiktok dan Youtube.
Kata dia, di jaman serba digital ini pengusaha harus pandai memanfaatkan media promosi yang ada. Selain itu, jangan melupa tetap menerapkan aturan protokol kesehatan. Di era new normal sekarang ini bukan berarti Virus Covid-19 sudah menghilang, karena itu kata Vera wajib banget bagi pengusaha untuk selalu mengupdate regulasi yang dibuat pemerintah.
Seperti pengalaman yang pernah Verarika alami ketika baru kembali memulai wedding organizernya. Ia bercerita, waktu itu pemerintah sudah mengeluarkan regulasi tentang izin menggelar acara pernikahan hanya boleh dihadiri para tamu dengan kapasitas 75 persen.
“Kebayang dong, tiba-tiba peraturan baru keluar dan isinya berubah. Mau enggak mau aku harus ubah rencananya,” ujarnya.
Saat itu pemerintah merubah regulasinya dengan mengizinkan acara pernikahan hanya boleh dihadiri 50 persen tamu undangan dan tidak boleh makan di tempat. Alhasil, Vera langsung bertindak dengan segera berdiskusi serta memberikan pengertian kepada kliennya. Bukan hanya itu, protokol kesehatan juga lebih diperketat saat menggelar acara pernikahan tersebut.
Baca juga: Asah Kreativitas Seni Merangkai Bunga Menjadi Peluang Usaha yang Menjanjikan
Pelajaran Yang Dipetik Dari Berbisnis WO Selama Pandemi
Pandemi Covid-19 telah membuat para pengusaha hidup dalam rasa dilema. meski begitu selalu ada pelajaran berharga yang bisa diambil bagi para pebisnis.
Misalnya saja Vera. Walaupun baru beberapa tahun terjun ke dunia bisnis WO, tapi selama berbisnis di masa Pandemi rupanya menjadikan wanita yang satu ini lebih kuat dan mandiri. Menurutnya, lewat bisnis wedding organizer ia jadi lebih mendisiplinkan dirinya.
“Kalau aku enggak bisa disiplin sama diri sendiri maka bisnis itu enggak akan pernah berkembang,” tambahnya.
Selain itu, dengan adanya Pandemi ini menjadikan Vera lebih tangguh. Lewat berbisnis jasa inilah Vera lebih banyak belajar tentang personality seseorang. Ia sendiri menjadi lebih sabar dalam menghadapi orang lain dengan karakter yang berbeda-beda itu.
Bukan hanya itu, terjun ke dunia bisnis wedding organizer selama Pandemi ini juga menjadikan Vera tahan banting dalam berbisnis. Ia makin mahir membuat strategi bisnisnya.
Bagi Vera kegagalan adalah hal biasa. Namun, hal utama dalam berwirausaha adalah mampu beradaptasi dengan hal-hal baru serta selalu mensupport diri sendiri ketika dalam masalah.
Pesan Untuk TheWomyn Jika Ingin Berbisnis WO
Bisnis wedding organizer boleh dibilang bisnis musiman. Karena itu diperlukan strategi yang kuat dalam memasarkan produknya.
Nah, bagi TheWomyn yang ingin terjun ke dunia WO, Vera berpesan agar mencari tahu lebih dulu dimana passion kamu.
“Kalau kamu punya sifat senang melayani atau suka bertemu dengan orang banyak, menurut aku itu bisa jadi modal awal untuk menjalani bisnis WO seperti aku. Karena, enggak semua orang loh bisa melayani orang lain,” tutur Vera.
Menurut Vera, sifat melayani itu muncul secara alami dalam diri seseorang yang memang memiliki passion di bidang bisnis jasa.
Apalagi di masa-masa New Normal sekarang ini, berbisnis wedding organizer membutuhkan kesabaran agar dapat menarik minat klien. Karena itu, diperlukannya strategi marketing yang kuat.
Selain itu, berikan servis terbaik untuk para klien. “Lakukan sepenuh hati karena kita menjual jasa jadi servis itulah modal utama kita dalam berbisnis,” imbuhnya.
Terakhir, Vera menambahkan agar para perempuan yang ingin memulai bisnis meski ditengah penyesuaian Pandemi seperti sekarang, janganlah takut mencoba. Bangunlah networking sebanyak mungkin karena hal itu sangat membantu kamu dalam memulai bisnis.
Nah, TheWomyn semoga kisah perjuangan Vera dalam mempertahankan bisnisnya bisa menjadi inspirasi bagi kalian ya! Sampai jumpa di TheWomynpreneur Talk selanjutnya.
(EVILIN FALANTA)