Pianis Tasha Agatya Temukan Passion Bisnis Dari Tekun Bermusik

Sadarkah anda bahwa ide membuka peluang usaha bisa datang dari kegiatan yang sering kita lakukan atau sesuatu yang kita senangi ?

Apalagi di era informasi digital seperti sekarang ini, semakin memudahkan kita untuk mendapatkan ide-ide berbisnis. Di zaman sekarang berbisnis jelas tidak lagi memandang gender. Jika dulu dunia wirausaha hanya dicocokkan untuk pria yang tangguh dan pejuang keras, kini tidak lagi.

Di zaman sekarang bisnis tidak lagi memandang gender. Justru dengan adanya kesetaraan gender menjadi peluang terbuka bagi perempuan untuk berwirausaha lebih mudah. Sejumlah bisnis yang dijalankan oleh para perempuan pun tak jarang berangkat dari hal-hal yang mereka gemari.

Seperti yang dilakukan oleh pianis ternama Tasha Agatya Kusumawati yang membuka bisnis jasa kursus musik. Tasha Agatya Kusumawati adalah pemilik usaha kursus musik En Harmonie dengan basis kurikulum musik Eropa atau lebih dikenal European Music Curriculum (EMC).

Lantas bagaimana Pianis Tasha bisa memilih membuka usaha kursus musik meski masih pandemi ? Dan bagaimana ia bisa sukses membagi waktu dan perannya sebagai ibu rumah tangga sekaligus mompreneur

Mari simak TheWomynpreneur Talk edisi kali ini bersama Tasha Agatya Kusumawati. Siapa tahu pengalaman yang dibagikan Tasha bisa menambah pengetahuan ide berbisnis para Womyns! 

Ide Memulai Usaha Kursus Musik

Melirik bisnis jasa bimbingan belajar atau kursus musik belakangan ini memang banyak digandrungi orang.

Peluang bisnis ini pun sebenarnya tak lepas dari keinginan para orang tua untuk memberikan pendidikan yang terbaik bagi anaknya. Bahkan banyak orang tua yang rela merogoh kocek lebih, demi menambah keahlian anak-anak mereka sebagai modal masa depan si anak.

Tasha Agatya Kusumawati atau biasa dipanggil Tasha termasuk salah satu pemain di bisnis kursus private musik. Meski usaha yang ia jalankan terbilang baru tapi kemahirannya dalam bermusik tak bisa dianggap enteng.

Mompreneur yang satu ini berkecimpung dalam dunia musik sudah berjalan 20 tahun sebagai pemain piano bergenre klasik.

Pada awal tahun 2022 ia mendirikan wadah bermusik bernama En Harmonie by EMC yaitu sebuah kursus private piano dan vokal (Instagram: enharmonie.emc). Tenaga pengajarnya pun langsung ditangani oleh Tasha sendiri. Ide membuat usaha ini pun tanpa sengaja tercetus dari kegiatan yang biasa Tasha jalankan yaitu mengajar.

“Sejak kecil dunia saya sudah di piano karena ibu saya juga guru piano. Setiap hari saya dengar piano, ibu saya lagi mengajar piano pun saya ikuti sampai akhirnya saya pun tertarik dan bisa seperti sekarang ini,” ungkap Tasha.

Bukan itu saja, alasan ia terjun dalam bisnis musik karena banyaknya permintaan dari orang tua murid yang datang menghampiri Tasha. Para orang tua ini ingin anak-anaknya bisa mendalami musik langsung secara private dari ahlinya. Hal inilah yang semakin membulatkan tekad Tasha untuk berbagi ilmu bermusiknya lewat wadah En Harmonie.

“Bisa dibilang sih saya nekat ya membuat usaha ini, karena kondisi masih pandemi. Tapi, saya belajar menyesuaikan juga dengan mengikuti prokes yang ada dan saya juga  membuka kelas online,” tuturnya.

Tasha yang juga seorang ibu rumah tangga mengaku awalnya ingin rehat sejenak dari dunia mengajar, tapi niat itu ia urungkan.

“Ketika melihat anak-anak yang ingin belajar musik terus saya tolak, kok hati saya jadi enggak enak. Saya jadi semakin sadar kalau passion saya disini, mengajar musik untuk anak-anak,” tambahnya.

Murid-murid yang datang kursus piano dan vokal di En Harmonie kebanyakan adalah anak-anak yang masih duduk di Sekolah Dasar. Awalnya Tasha baru memiliki dua orang murid, namun seiring waktu berjalan kursus yang ia dirikan makin banyak dikenal orang hingga jumlah muridnya kian bertambah.

Meski demikian, bagi Tasha mendirikan kursus musik ini bukan sekedar untuk mencari keuntungan bisnis semata. Meski awalnya hanya memiliki sedikit murid, Tasha mengaku tidak berkecil hati, sebab tujuannya bukan untuk mengejar keuntungan melainkan untuk berbagi pengetahuan kepada anak-anak.

Menurutnya, mengajarkan anak-anak bermusik bukanlah sebuah beban melainkan kesenangan. Meski bisnisnya baru berjalan di tahun ini tapi anak-anak didik Tasha terbukti sukses mengikuti berbagai ajang kompetisi musik maupun konser musik.

Belajar Menemukan Passion Bisnis

Mencari bisnis yang cocok dengan diri kita memang gampang-gampang susah. Namun jangan patah semangat dulu, karena membuka sebuah usaha bisa dimulai dari hal kecil seperti hobi atau hal rutin yang sering kita lakukan.

Misalnya saja seperti pengalaman Tasha Agatya. Perempuan yang sejak kecil gemar bermain piano ini, baru menyadari passionnya sebagai pengajar musik setelah beranjak dewasa. 

“Dari kecil saya malah enggak ada kepikiran jadi guru musik. Jadi, selama saya belajar piano pun masih terus mencari-cari juga. Benar enggak ya ini jalan hidup saya, sampai akhirnya saya senang mengajarkan musik ke anak-anak, dan itu membuat hati saya tenang. Hingga saya ketemu sendiri dan yakin passion saya disini,” ungkap Tasha.

Beranjak dari kesukaannya bermain piano membuat Tasha menekuni dunia musik yang satu ini. Peranan orang tua dalam mengarahkan hal yang ia sukai pun tak lepas dari dirinya. 

Menurut Tasha, berbisnis tidak cukup hanya sekedar menentukan passion. “Jangan cuma passion yang satu-dua bulan ganti lagi, terus suka yang lain. Passion tanpa komitmen yang kuat saya rasa enggak akan jadi sebuah bisnis,” ungkapnya.

Selain komitmen yang kuat kata dia, berbisnis juga memerlukan ketekunan. Dari ketekunan itulah akan membawa kita untuk fokus menjalankan sebuah bisnis. “Mau ada rintangan apapun kalau kita tekun pasti bisa dilalui. Kalau enggak begitu kita enggak akan bisa menghargai hasil kerja keras diri sendiri, kan passion yang kita mau enggak selalu menyenangkan,” tambahnya.

Selama menjalankan suatu bisnis tentunya akan banyak pula tantangan yang harus dihadapi, salah satunya adalah persaingan. Menyadari hal ini tak menciutkan nyali mompreuner Tasha Agatya. Terbukti dengan keberadaan En Harmonie yang masih eksis dan bertahan ditengah maraknya platform bisnis musik yang semakin memudahkan orang untuk belajar.

“Jadi, kalau sekarang banyak music course atau platform di internet untuk belajar musik itu semuanya adalah bentuk support. Saya enggak melihatnya sebagai persaingan bisnis. Justru dengan platform-platform itu semakin memudahkan saya dalam mengajar. Dan sebagai guru musik saya sangat terbantu,” katanya.

Tasha meyakini meskipun maraknya aplikasi untuk belajar musik di dunia maya, namun hubungan langsung antar manusia (guru dan murid) jauh lebih baik dibandingkan manusia dengan gadget. 

Membagi Peran Antara Berbisnis dan Ibu Rumah Tangga

Pernahkah anda mendengar ungkapan bahwa “perempuan bisa menjalankan beberapa pekerjaan dalam satu hari sementara laki-laki hanya mampu fokus mengerjakan satu hal ?”

Rupanya, ungkapan tersebut bukan sekedar isapan jempol saja. Seringkali perempuan di cap hanya bisa mengurus dapur, padahal jika berbisnis dan mengurus rumah tangga bisa dijalankan bersama, mengapa tidak ?

Hal ini dibuktikan oleh Tasha Agatya. Menjadi womenpreuner serta seorang pianis tidak melepaskan tanggung jawabnya sebagai ibu dan juga istri dalam keluarga. Perempuan harus cerdas membagi waktunya antara bisnis dan keluarga.

“Saya sendiri komitmen dengan waktu yang sudah saya tentukan sendiri, karena saya enggak mau melepas tanggung jawab saya di rumah. Jadi, kalau dari siang sampai sore waktu saya untuk mengajar di En Harmonie. Selebihnya saya menjalankan peran sebagai istri dan ibu mulai dari membuat sarapan, makan malam, mengantar anak sekolah, hingga menemani anak saya belajar,” Kata Tasha menceritakan caranya mengatur waktu.

Menurutnya, perempuan bisa menjalankan kedua hal tersebut bila bisa mengatur waktunya dengan baik. Tak dipungkiri rasa lelah tentu ada. Namun, bagi Tasha ketika merasa lelah menjalankan perannya sehari-hari, maka ia akan mengambil waktu untuk rehat sejenak.

“Kalau capek ya aku lihat lagi anak-anakku, pasti recharge lagi tenaganya. Sedangkan untuk Me time aku sendiri biasanya cukup dengan menyetrika saja,” ungkapnya.

Tasha mengatakan perempuan harus bisa menempatkan diri sebagai ibu, istri, maupun business women. Oleh karena itu, agar tetap berjalan seimbang antara bisnis dan keluarga maka perempuan harus tetap mawas diri dan menyadari porsi dirinya sendiri.

Tips Sukses Berbisnis Untuk Ibu Rumah Tangga

Walaupun sudah berumah tangga perempuan harus tetap produktif. Bukan berarti setelah menikah dan mengurus rumah tangga, segala cita-citanya harus terhenti. Pemikiran inilah yang harus dipatahkan, sebab perempuan yang sudah berkeluarga pun tetap memiliki hak untuk mengejar impiannya.

Menurut Tasha, setiap perempuan tetap memiliki hak untuk menentukan pilihannya sekalipun sudah berumah tangga. Untuk terjun berbisnis, kata Tasha, diperlukan komunikasi yang baik antara istri dengan pasangan serta keluarganya.

Tasha pun mengaku sebelum mendirikan music course En Harmonie, ia membahasnya bersama keluarga. Menurutnya, dukungan dari keluarga sangat membantu Tasha hingga bisa sukses seperti sekarang.

Dengan berbisnis maka perempuan bisa lebih mandiri. “Perempuan mandiri itu, perempuan yang bisa beradaptasi dengan lingkungan sekitarnya, apapun situasinya ya,” tambah Tasha.

Bagi Tasha ada tiga kunci yang bisa perempuan lakukan saat memulai usaha yaitu :

  • Temukan passion dari hal yang disukai
  • Selalu mengevaluasi diri 
  • Pegang komitmen dan tetap jalan terus apapun yang terjadi. Jangan diam saja!

“Jadi apapun bidang yang dipilih, itu harus kamu nikmati dan kamu harus senang dulu. Karena ketika kamu senang maka otomatis kamu akan melakukannya dengan sungguh-sungguh dan dengan hati yang tulus,” tutupnya.

Nah, TheWomyn semoga pengalaman Tasha Agatya sebagai mompreneur bisa menginspirasi kalian ya, terutama bagi para ibu rumah tangga yang masih galau mencari passion untuk memulai berbisnis. Kisah Tasha hanyalah satu dari sekian banyak perempuan mandiri yang telah berhasil membangun sebuah bisnis. Kalau pianis Tasha Agatya saja bisa, maka kamu juga pasti bisa!

Nantikan kisah-kisah perempuan penuh inspiratif lainnya di TheWomynpreneur Talk berikutnya.

(Evilin Falanta)

Recommended Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.