Irene Kharisma Sukandar, The Queen’s Gambit Indonesia

Irene-kharisma-sukandar

The Queen’s Gambit merupakan serial Netflix yang menunjukkan perjalanan seorang pemain catur wanita yang bertekad untuk menjadi pemain terbaik di dunia. Pada series tersebut, Beth Harmon, tokoh utamanya, adalah seorang anak yatim piatu yang tertarik dengan dunia catur sejak ia masih anak-anak. Ia merupakan atlet catur pertama pada masa tersebut dan berhasil mengalahkan Borgov, pemenang yang bertahan selama beberapa tahun.

Di Indonesia sendiri juga ada seorang Beth Harmon, yaitu Irene Kharisma Sukandar. Irene adalah seorang pecatur wanita Indonesia pertama yang berhasil menyandang gelar Grand Master. Lahir pada tanggal 7 April 1992, wanita yang merupakan anak dari Singgih Heyzkel dan Cici Ratna Mulya ini mulai menggeluti bidang olahraga sebab ayahnya adalah seorang atlet tenis meja. Irene juga awalnya berkecimpung di dunia olahraga dari tenis meja. Namun, ada suatu ketika ia melihat ayahnya bermain catur dan tertarik untuk terjun ke dunia tersebut. Diawali dengan diajari oleh ayahnya, ia kemudian semakin menggeluti olahraga catur tersebut dan menjadikannya sebagai rutinitas untuk latihan setiap harinya selama 4 jam per hari sewaktu ia berumur 8 tahun. Lebih kurang sama dengan Beth Harmon yang mulai dari usia dini, Irene diberkati dengan orang tua dan situasi yang mendukung ia untuk menempuh dunia catur sebagai sebuah profesi dan juga menjalankan pendidikan dengan baik.

Irene Kharisma Sukandar juga adalah mahasiswa lulusan Universitas Gunadarma dengan jurusan Sastra Inggris. Selama masa sekolahnya dulu, ia juga berpindah-pindah sekolah. Irene menempuh pendidikan sekolah dasar di SD Negeri 3 Pagi Kebayoran Lama, sekolah menengah di SMP Negeri 16 Bekasi serta sekolah menengah atas di SMA Nusantara Jakarta Timur. Terlepas dari pendidikan S1 yang telah berhasil ia tempuh, ia juga diberikan beasiswa untuk melanjutkan studinya di tingkat S2 di Amerika Serikat, tepatnya di Webster University dengan mengambil jurusan Hubungan Internasional.

Selain dari bidang pendidikan, penghargaan juga banyak diraih oleh Irene dari segi olahraga catur ini, dimulai dari tingkat nasional sampai dengan internasional. Perhargaan pertama berhasil diraih Irene saat dia berumur 10 tahun yaitu Juara 3 Kelompok Umur (KU) 10 Kejuaraan Catur ASEAN di Singapura. Penghargaan berikutnya yang ia peroleh adalah sebagai berikut:

·   Juara 4 KU 10 tahun Kejuaraan Catur ASEAN, Malaysia (2003)

·   Dua medali perak pada SEA Games Vietnam (2003)

·   Peringkat ke-9 Kejuaraan Dunia Junior Yunani (2003)

·   Medali perak Olimpiade Catur papan tiga, Spanyol (2003)

·   Peringkat ke-14 Kejuaraan Dunia Junior di bawah 14 tahun di Pulau Kreta, Yunani (2004)

·   Medali perak Kejuaraan Catur Asia di bawah 14 tahun, Singapura (2004)

·   Imbang 3-3 dalam dwitarung melawan GMW Corke (juara 1 Kejuaraan Catur Asia di bawah 14 tahun di Singapura) (2005)

·   The Best Woman Player pada Malaysia Open (2008)

·   Imbang 2-2 melawan IM Tania Sachdev dalam dwilomba JAPFA (2010)

·   Juara 1 dalam Brunei Invitational IM Tournament 1 dan juara 2 dalam Brunei Invitational IM Tournament 2 (2010)

·   Medali Perunggu di 26th SEA Games, Indonesia (2011)

·   The Best Woman Player di Queenstown Chess Classic, Selandia Baru (2012)

·   Juara 1 Asian Continental Chess Championship, Vietnam (2012)

·   Juara 1 the 5th Alexander the Great open Championship 2013 di Chalkidiki, Yunani (2013)

·   The Best Woman Player di Grand Europe Open Albena, Bulgaria (2013)

·   Medali Emas International Chess Rapid pada 27th SEA Games 2013 di Nay Pyi Taw, Myanmar (2013)

·   Juara 1 Australian Women’s Masters di Melbourne, Australia (2014)

·   Juara 1 Asian Continental Chess Championship di Sharjah, Uni Emirat Arab (2014)

Selain daripada penghargaan yang diperoleh dari mengikuti perlombaan internasional maupun nasional, Irene juga berhasil mendapatkan posisi sebagai Master Internasional (IM), gelar bagi pecatur laki-laki pada tahun 2014. Dengan banyaknya penghargaan yang telah ia raih, Irene juga diberikan penghargaan karena banyaknya prestasi yang raih. Beberapa prestasi yang ia raih adalah:

·   Parama Krida Pratama dari Presiden Republik Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono (2005)

·   Atlet Harapan Indonesia Terbaik pada Indonesian Sports Award (2006)

·   Atlet Wanita Berprestasi Internasional dari Perwosi (Persatuan Wanita Olahraga Seluruh Indonesia) (2006)

·   Atlet Harapan Terbaik dari Tabloid BOLA (2007)

·   Wanita Pertama Indonesia yang bergelar Grand Master Wanita dari Museum Rekor Indonesia (2008)

·   Atlet Putri Terbaik Indonesia di Anugerah Atlet Olahraga Indonesia (2009)

·   KONI Award sebagai salah satu Atlet Berprestasi (2014)

Menurut Irene, catur masih tergolong olahraga yang kurang digemari oleh masyarakat. “Olahraga umumnya dikaitkan dengan hiburan, sehingga orang ingin melihat yang menyenangkan, sedangkan catur adalah olahraga yang tidak terlihat menyenangkan karena hanya duduk dan memikirkan strategi,” kata Irene. Maka dari itu, Irene memiliki misi untuk memajukan catur, terkhususnya memperkenalkan catur kepada masyarakat luas dan membantu mengembangkan catur agar lebih banyak generasi muda yang tertarik untuk melestarikan olahraga tersebut. Cara Irene untuk mewujudkan misinya adalah dengan memperbanyak prestasi yang telah ia punya. Kedepannya, ia menargetkan untuk mendapat gelar Grand Master dari catur pria. “Notabenenya mendapat gelar Grand Master pada kelompok catur pria lebih susah daripada wanita,” sebut Irene.

Baca juga: Mengenal Sosok Kimono Mom yang Dulunya Seorang Geisha

Dari kedua tokoh Beth Harmon dan Irene Kharisma Sukandar terdapat berbagai kemiripan. Pertama, mereka berdua memiliki mimpi yang sama, yaitu menjadi pecatur wanita terbaik dalam bidang olahraga yang umumnya digeluti oleh para pria. Kedua, kegigihan mereka dalam memperjuangkan mimpi mereka tersebut. Beth Harmon sempat jatuh dan kembali berjuang, Irene disisi lain tetap mempertahankan prestasinya di bidang olahraga serta menyeimbangkannya dengan pendidikan. Maka, bisa disimpulkan bahwa dalam hal apapun itu, baik dari segi olahraga catur, ataupun hal lainnya, wanita berhak mendapat pengakuan yang layak dan setara, seperti posisi Beth Harmon dan Irene. 

Recommended Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.