Lipstick Finance: Mengajak Perempuan Melek Financial Literacy Demi Mencapai Financial Freedom!

Di era makin canggih sekarang ini perempuan juga dituntut harus pandai mengurus segala hal. Tak terkecuali soal urusan mengatur keuangan! Perempuan harus melek tentang literasi keuangan agar mampu mengelola keuangan pribadi mereka dengan baik. Apalagi jika para perempuan yang sudah berumah tangga, hal ini sangat berguna karena kesejahteraan keluarga ada dalam tangannya. 

Sayangnya nih, masyarakat Indonesia belum banyak yang melek literasi keuangan (financial literacy). Masa sih? Yes, hal ini terlihat dari gaya hidup konsumtif masyarakat kita sendiri. Bahkan dari hasil survei Otoritas Jasa Keuangan (OJK) di tahun 2016 menunjukan tingkat literasi keuangan di Indonesia hanya sebesar 29,6%. Emang sih angka ini lebih meningkat dibandingkan pada tahun 2013 sebesar 21,8%, tapi angka ini tergolong kecil bila dibandingkan dengan tingkat literasi keuangan di negara-negara Asia Tenggara lainnya.

Kini saatnya para perempuan Indonesia merubah mindset tentang keuangan! Banyak cara mudah untuk belajar tentang literasi keuangan lewat berbagai media online. Salah satunya, para Womyns bisa kenalan tentang financial literacy dari Yofi Lasini.

Yofi Lasini adalah perempuan dibalik konten-konten keuangan bernama Lipstick Finance. Perempuan yang satu ini sudah 15 tahun berkecimpung dalam dunia keuangan. Wah, pastinya pengalaman Yofi sudah mendarah daging ya soal literasi keuangan!

Seperti apa sih mengatur keuangan yang baik? Apa saja yang diperlukan agar bisa mencapai goals keuangan kita? Yuk kita bahas bersama Yofi Lasini di The Womynpreneur Talk kali ini.

Kenalan Dengan Lipstick Finance

Apa sih Lipstick Finance itu? Pasti kalian bertanya-tanya nih. Jadi, Lipstick Finance adalah sebuah nama akun konten yang membahas seputar dunia finansial. Konten ini dibuat oleh Yofi Lasini, seorang perempuan yang selama 15 tahun berkecimpung dalam dunia keuangan. Lulusan University California ini, memutuskan membuat Lipstick Finance pada bulan ulang tahunnya yaitu November 2021.

Yofi menyadari pengetahuan seputar keuangan, khususnya di kalangan perempuan Indonesia masih minim sehingga membuat hatinya tergerak untuk melakukan sebuah gebrakan lewat edukasi “literasi keuangan”.

“Aku merasa pengetahuan ini penting sekali, apalagi melihat di Indonesia banyak sekali penipuan basis pinjaman online. Itu kan terjadi karena tidak adanya edukasi finansial di masyarakat kita. So, why don’t i share pengetahuan yang aku punya selama ini,” ungkapnya.

Womyns bisa melihat “Lipstick Finance” di Instagram, Youtube, maupun akun Tik-Tok. Disana kalian bisa belajar dengan cara yang mudah dipahami sekaligus mendapatkan tips-tips tentang mengelola keuangan.

Perempuan dan Literasi Keuangan (Financial Literacy)

Siapa bilang perempuan hanya bisa mengurus anak dan rumah? Itu pemikiran kuno! Sadar nggak sih kalau perempuan itu tonggak untuk kesejahteraan dalam rumah tangganya? Karena itulah perempuan juga harus pintar mengatur keuangan.

Jadi, bagi kamu yang belum menikah penting banget mempersiapkan diri dari sekarang untuk memiliki skill mengatur keuangan. Perempuan yang sejak single  pandai mengatur keuangan kelak mampu mengelola keuangan rumah tangganya. 

Sebagai perempuan tentu kita juga ingin dong menikmati yang namanya shopping, punya make-up komplit, sampai bisa travelling. Menurut Yofi semuanya itu bisa kita nikmati dalam hidup ini asalkan mengatur keuangan dengan baik. Jangan sampai ketika sudah menikah, perempuan justru kehilangan apa yang mereka inginkan!

Sementara bagi perempuan di kalangan usia produktif ataupun yang belum menikah masih banyak yang belum melek financial literacy. Yofi Lasini melihat di zaman sekarang perempuan pekerja dengan usia produktif, justru banyak menghabiskan penghasilannya dengan Impulsive buying (belanja impulsif). 

“Nah, kadang kita lupa diri tuh! Yang masih usia produktif ini mikirnya selama masih bisa kerja, punya uang ngapain mikirin tabungan, ngapain mikirin pensiun. Padahal kita harus punya kesadaran lebih tinggi daripada itu. Kita harus sadar bahwa sebagai pekerja kita ini sedang menukar waktu dengan gaji,” jelas wanita berkulit putih ini.

Namun, kebanyakan orang sering terlena dengan penghasilan (gaji) yang mereka terima setiap bulannya. Jadi, tanpa sadar uang tersebut seringkali terbuang begitu saja tanpa tujuan yang jelas. Apalagi di era digital seperti sekarang, berbagai online shop juga kian gencar memberi promo-promo menggiurkan! Hal ini jelas mendorong banyak orang untuk belanja impulsif.

“Ini kalau kalian nggak punya perencanaan keuangan yang baik ya bisa jadi rem blong!” tambahnya.

Karena itulah, pentingnya bagi perempuan untuk melek literasi keuangan. Tanpa memiliki pengetahuan mengelola keuangan sudah pasti suatu hari bisa menjadi boomerang! Dengan kata lain keuangan anda bisa berantakan.

Cara Perempuan Mengatur Keuangan

Dok: Pexels/ Karolina Grabowska

Bila perempuan sudah memiliki kesadaran tentang pentingnya literasi keuangan, kini saatnya untuk mulai bergerak!

Yofi menjelaskan kita bisa memulai dengan membiasakan diri mengatur keuangan pribadi dulu. Menurutnya, Womyn bisa membuat rules terlebih dulu sesuai penghasilan yang diterima setiap bulannya. Rules yang dimaksud adalah aturan pengeluaran yang dibuat berdasarkan pos-posnya.

“Terapkan prinsip 50%-30%-20%. Artinya, 50% dari penghasilan dipakai untuk memenuhi kebutuhan pokok kayak makan, transportasi, cicilan, listrik, atau uang sekolah anak. Terus 30% sisihkan untuk Needs seperti investasi, dan 20%-nya lagi kamu sisihkan untuk shopping, makan di restoran, atau travelling,” papar Yofi.

Selain itu, yang nggak boleh terlewatkan adalah menyisihkan penghasilan untuk tabungan dana darurat anda! Dana darurat dianggap penting untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan di masa depan, misalnya sakit atau kehilangan pekerjaan seperti di masa awal Pandemi Covid kemarin.

Menurut Yofi, jumlah dana darurat yang harus dipersiapkan minimal enam bulan dari total pengeluaran rutin anda setiap bulan. Jika hal tersebut berat atau bahkan tidak cukup, Womyns bisa mengatur kembali dari pos-pos yang sudah ada. Misalnya, dengan membagi dua dana investasi.

“Jadi, kalau untuk investasi sebelumnya 30% sudah kamu sisihkan, ya bagi dua aja. Kamu bisa mulai sisihkan 10-15% setiap bulan dari situ untuk dana darurat. Langsung masukin tabungan dan jangan dimasukin ke instrumen investasi kayak saham, reksa dana atau apapun! Dana itu harus berupa tabungan yang mudah dicairkan,” tambahnya.

Jika kebiasaan ini sudah terbentuk maka ketika memasuki pernikahan perempuan tidak akan kesulitan dalam mengatur pengeluaran rumah tangganya.

Yofi menyarankan sebelum menikah perempuan juga harus benar-benar mengenal pasangannya, terutama tentang urusan uang. Komunikasikan dengan pasangan anda mengenai pengaturan keuangan rumah tangga setelah menikah nanti.

“Beberapa hal perlu dibicarakan juga! Seperti setelah menikah apakah sebagai istri akan tetap bekerja atau full menjadi ibu rumah tangga. Lalu, buat kesepakatan tentang tabungan, apakah akan memiliki tabungan bersama atau masing-masing. Semua harus kamu bicarakan dengan pasangan yang akan jadi partner hidupmu! Pastikan ke pasangan keinginan kamu seperti apa, hal ini harus disesuaikan juga dengan keinginan hati kamu, supaya setelah menikah tidak tersiksa sendiri,” jelas Yofi.

Komunikasi yang baik tentu menjadi kunci keberhasilan sebuah rumah tangga. Mulailah terbuka dengan pasangan anda tentang penghasilan ataupun beban hutang yang anda miliki sebelum menikah. 

Dari pengalamannya Yofi bercerita selama menjalankan rumah tangga dengan sang suami, mereka membagi tugas keuangan secara bersama. Yofi pun menjalankan dua fungsi yaitu sebagai wanita yang bekerja kantoran sekaligus bertugas sebagai ibu rumah tangga. 

Menurutnya, mempunyai penghasilan ganda (suami-istri bekerja) dalam sebuah rumah tangga bukanlah masalah. Istri yang bekerja justru membantu suami dalam mencukupi kebutuhan rumah tangga.

“Jadi, tetap komunikasikan dulu ya jika suami-istri sama-sama bekerja, entah income digabungin lalu dibagi-bagi sesuai pos pengeluarannya atau mau diatur masing-masing, itu nggak jadi masalah sih asalkan kita transparan! Aku pribadi, membagi tugas sama suami. Jadi, suami yang tugasnya bayar uang sekolah anak, terus aku handel beberapa bill pengeluaran lain,” ungkap Yofi.

Selain itu, perempuan juga harus mandiri secara finansial agar tidak bergantung pada orang lain ataupun pada pasangan. Tak dapat dipungkiri sebagian besar masalah rumah tangga disebabkan oleh masalah keuangan. Dengan menerapkan prinsip kemandirian dalam finansial, maka perempuan akan lebih siap mental menghadapi berbagai masalah dan dapat bertahan di segala kondisi.

Baca juga: Della Yunia Hogiana Wanita Produktif  Yang Sukses Menjalani Bisnis Sambil Bekerja Kantoran

Saatnya Mencapai Financial Freedom

Nah, setelah Womyn sudah memiliki kesadaran tentang literasi keuangan, lalu mulai mengatur keuangan dengan baik, maka selanjutnya anda bisa mulai membuat sebuah goals menuju financial freedom. Apa sih financial freedom itu? 

Financial freedom adalah kondisi seseorang dapat memenuhi segala kebutuhannya tanpa harus bekerja keras atau khawatir kekurangan bahkan tanpa harus bergantung dengan orang lain. Kondisi ini jelas dong hal yang didambakan semua orang! 

Menurut Yofi Lasini setiap orang bisa mencapai kebebasan finansial (financial freedom) asalkan mau memperjuangkannya. Financial freedom memang membutuhkan kerja keras dan proses panjang. Namun, bukanlah hal yang mustahil untuk mencapainya.

Sosok dibalik Lipstick Finance ini pun berbagi tips ampuh yang bisa Womyn ikuti untuk mencapai kebebasan finansial, diantaranya :

  1. Membuat spesifik goals. Ini menjadi langkah awal yang harus Womyn lakukan. Tentukan dulu tujuan keuangan anda, lalu buatlah secara rinci apa saja yang ingin dicapai.
  2. Lakukan budgeting. Disini anda perlu melakukan perencanaan keuangan yang matang. Buatlah anggaran dana pensiun sesuai dengan penghasilan agar mencapai financial freedom yang sesuai harapan.
  3. Tingkatkan penghasilan. Caranya dengan mencari side hustle (pekerjaan sampingan) seperti berjualan di online shop atau berusaha mendapatkan promosi (naik jabatan) di kantor.

Yofi pun mengingatkan agar para perempuan tidak menambah hutang konsumtifnya, seperti membeli suatu barang dengan memanfaatkan paylater (cicilan/kredit) ataupun pinjaman online. Menurutnya, perempuan harus pandai mengontrol diri untuk membedakan antara “kebutuhan” dan “keinginan”.

“Jangan FOMO deh! Kalau belanja konsumtif kamu melebihi budget atau penghasilan kamu cuma dipakai untuk ikutin lifestyle, ini malah menjauhkan kamu dari financial freedom!” ujar Yofi.

Menurut Yofi, lebih baik budget tersebut dialihkan untuk memperbanyak tabungan investasi. Misalnya, membeli saham atau ikut reksa dana.

“Dulu aku pun shopaholic sama makeup, baju, sampai-sampai lemariku roboh! Aku sadar itu udah nggak sehat, jadi aku menyiasati dengan membuat catatan-catatan rotasi pakaian ataupun makeup yang akan aku pakai sehari-hari,”  tambahnya.

Yofi mengklaim cara tersebut ampuh membantu dirinya untuk tidak bersikap impulsif. Selain itu, cara terbaik agar kita bisa mencapai financial freedom dengan menurunkan gaya hidup serta meningkatkan income!

So, dari Lipstick Finance para perempuan Indonesia bisa banyak belajar tentang mengelola keuangan, cara memilih produk investasi, bahkan cara menabung yang benar. Yang penting jangan takut untuk belajar ya!

Semoga pengalaman Yofi Lasini bisa mengubah pola pikir para The Womyn untuk lebih sadar tentang pentingnya skill mengelola keuangan bagi perempuan.

Sampai jumpa di TheWomynpreneur Talk selanjutnya, dan pastinya dengan pembahasan yang lebih seru lagi!   -(Evilin Falanta)-

Recommended Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.