Kini, tidak sedikit wanita yang terjun ke dunia pekerjaan yang didominasi oleh pria. Beberapa diantaranya seperti pilot, fotografer, bartender, dan masih banyak lagi. Kondisi yang sama juga dihadapi oleh Kak Nur Rahmah Fadiyah atau yang lebih kerab disapa dengan Kak Amha. Sebagai seorang videografer, tentu ia lebih sering berteman dengan kaum pria. Kira-kira apa saja yang dialami Kak Amha saat menjadi seorang videografer wanita? Simak lebih lanjut ya, Myns.
Dengan latar belakang pendidikan yang tidak berhubungan dengan dunia seni dan media, apa yang membuat seorang Kak Amha dengan latar belakang marketing ini terjun ke dunia videografi? “Waktu SMA itu sering dapat tugas video, dan aku yang handle untuk bagian editing dan konsepin, nggak tahu kenapa suka aja,” katanya. Sejak saat itu, banyak dari lingkungan Kak Amha sebagai seseorang yang jago editing video. Meskipun ingin sekali menggeluti bidang ini dengan mengambil jurusan perfilman atau komunikasi, namun, jalan hidupnya mungkin tidak disana dan malah diterima di bidang marketing. Tetapi ini tidak menjadi sebuah halangan untuk Kak Amha mengasah keterampilan yang dimilikinya dalam bidang videografi.
Kak Amha tetap telaten dan mengasah keterampilan yang terpakai di perkuliahan dan organisasi. Memang, jika kita bekerja keras, pasti akan diberikan jalan. Dari sana, Kak Amha mulai dikenal di kalangan teman universitasnya, terutama saat ia menjadi juara di perlombaan yang berhubungan dengan videografi. Sejak itu, mulai berdatangan project yang memerlukan jasa Kak Amha. “Yang dari awalnya cuma 300ribu, sampai pernah satu hari shoot itu 3juta,” tambahnya.
“Karena bidang ini cepat dan kadang ada trend yang harus cepat beradaptasi dan belajar, investasi di bidang ini nggak hanya alat, tetapi ilmu,” sebuah statement yang dikeluarkan oleh Kak Amha pada saat perbincangan di TheWomyn Talk ini menjadi bahan pikiran. Meski terlihat jasa yang diberikan simpel, tetapi, tetap ada perkembangan yang harus diikuti, terutama jika produksi video untuk pemasaran, yang mana memerlukan sedikit clickbait untuk menarik para audience. Tentu hal ini tidak ada diajarkan secara teoritis harus bagaimana, maka perlu untuk seorang videografer tetap waspada akan trend yang sedang hits dan juga belajar untuk memproduksi sebuah video yang unik dan beda dari videografer lainnya.
Bergerak di bidang jasa seperti videografi ini tentu memiliki tantangan tersendiri, salah satunya adalah menghadapi keinginan client. Untuk bisa mendapat kepercayaan dari client tentu susah, apalagi jika memenuhi seluruh keinginan client, mengingat jenis-jenis client yang dihadapi tentu berbeda. Tetapi, yang menjadi trick Kak Amha agar hubungan dengan client terjalin dengan baik adalah menyetujui konsep apapun yang diminta oleh client, baik jika konsep tersebut susah untuk direalisasikan atau bahkan belum pernah dicoba. Penting untuk seorang videografer menyetujui terlebih dahulu lalu mempelajari kemudian. Jika memang dalam prosesnya tidak bisa merealisasikannya, maka videografer harus memberikan alternatif dan meminta maaf kepada client. Dengan demikian, client juga merasa bahwa videografi ini telah berusaha untuk mempelajari konsep dan mengaplikasikannya namun karena satu dan lain hal, konsep ini tidak bisa direalisasikan.
Selain tantangan mengurus client, juga terdapat tantangan fisik, yang mana seorang wanita cenderung harus mengangkat peralatan yang cukup berat. Belum lagi untuk shooting tentu perlu stamina dan energi yang cukup. But, no worries, cukup di jalani saja, nanti badan kita akan terbiasa dengan banyaknya energi yang dikeluarkan dan tidak lagi terasa lelah.
Selain membahas mengenai videografi, Kak Amha juga memberikan beberapa insights mengenai cara menghandle client dan tips dan tricks untuk mendapat repeat order. Tentu, hal ini sangat penting, jika client puas, maka kemungkinan client ini menggunakan jasa kita kembali cukup tinggi. Maka dari itu, jangan lupa saksikan TheWomyn Talk episode kali ini di YouTubenya TheWomyn, ya!