Hidroponik merupakan teknik pembudidayaan tanaman dengan menggunakan media berupa air, rockwool, sekam, maupun pasir khusus dan tidak menggunakan tanah. Hidroponik dapat dilakukan pada lingkungan yang tidak memiliki lahan terlalu luas, seperti di lingkungan perkotaan atau di apartemen, dan juga bisa dilakukan di rumah. Melakukan budidaya tanaman secara hidroponik memiliki banyak manfaat, diantaranya hasil tanaman bisa dipanen kapan saja, menghasilkan panen yang lebih banyak karena tidak diserang oleh hama-penyakit tanaman, serta lebih menyehatkan dan segar karena bebas dari pestisida. Sistem penanaman secara hidroponik juga memiliki beberapa kelebihan, yaitu tidak memerlukan media tanah sehingga bebas dari hama, tidak membutuhkan terlalu banyak air karena air yang ada akan terus disirkulasi, serta tidak memerlukan lahan yang luas untuk proses budidayanya.
Sebelum mempertimbangkan untuk melakukan budidaya secara hidroponik, kamu bisa simak penjelasan mengenai tips dan trik bercocok tanam dengan sistem hidroponik secara mudah dan menyenangkan di bawah ini, ya!
1. Menggunakan Tanaman dengan Siklus Hidup yang Pendek

Pemilihan tanaman sangat berpengaruh untuk kelangsungan budidaya dengan sistem hidroponik. Menanam tanaman yang cepat tumbuh dan mudah untuk perawatannya, terutama untuk pemula. Tanaman untuk dibudidayakan dengan sistem hidroponik disarankan memilih tanaman dengan umur pendek atau tanaman semusim yang pertumbuhannya cenderung cepat, yaitu tanaman yang usianya 2 – 3 bulan sudah dapat dipanen. Selain itu, tips lainnya adalah memilih tanaman yang mampu menyerap dan menyimpan air dengan baik. Umumnya, tanaman yang memiliki kemampuan baik dalam menyerap dan menyimpan air adalah tanaman berbatang basah, seperti sawi, seledri, bayam, kangkung, pakcoy, kailan, dan sayuran daun lainnya. Tanaman yang digunakan nggak harus tanaman sayur berdaun hijau kok. Kamu bisa juga menanam tanaman lainnya seperti bawang-bawangan, buah bit, wortel, tomat, cabai, maupun tanaman hias asalkan bukan tanaman yang terlalu besar seperti tumbuhan berkayu karena dapat merusak peralatan hidroponik mu nantinya.
2. Memilih Jenis Media Tanam

Media tanam merupakan tempat tumbuhnya tanaman. Dalam sistem hidroponik, media tanam yang digunakan dapat berupa media tanam organik maupun non-organik. Masing-masing media tanam memiliki keunggulan dan kekurangan masing-masing. Kelebihan dari media tanam organik, yaitu cenderung mudah didapatkan, bahannya ringan, harganya murah, memiliki daya serap yang bagus, dan baik untuk perkembangan akar. Kekurangan dari media tanam organik ini adalah tidak dapat digunakan secara permanen sehingga harus rutin diganti, rentan terkena jamur dan virus akibat kelembabannya tinggi, serta belum tentu steril bahannya.
Media organik yang dapat digunakan untuk budidaya secara hidroponik, antara lain arang sekam, cocopeat (sabut kelapa), dan akar pakis. Selanjutnya adalah media tanam non-organik, yaitu media tanam yang bukan berasal dari seresah tumbuh-tumbuhan. Kelebihan dari media non-organik ini adalah lebih steril, aerasi dan daya serapnya lebih optimal, tidak terlalu lembab, dan jarang ditumbuhi oleh jamur maupun virus. Akan tetapi, media non-organik cenderung lebih mahal dan susah didapatkan meskipun saat ini sudah cukup banyak dijual di marketplace dengan harga yang beragam. Selain itu, media tanam non-organik ini cenderung lebih berat. Media non-organik yang bisa kamu jadikan pilihan, yaitu rockwool, spons, flannel, perlit, gravel, dakron, dan hidroton.
3. Merancang Peralatan untuk Membuat Hidroponik

Sebelum melakukan pembuatan sistem hidroponik, periksa dulu ketersediaan lahan yang ada untuk menentukan luasan dan penempatan hidroponik yang akan kamu buat. Saat ini, banyak jasa yang menawarkan pembuatan sistem hidroponik dan biasanya menawarkan untuk hidroponik sistem NFT (Nutrient Film Technique). Hidroponik NFT ini memang sedang populer digunakan. Akan tetapi kendala dari hidroponik NFT ini adalah pembuatannya yang cukup rumit dan tak jarang membutuhkan tenaga ahli untuk melakukannya, sehingga cenderung lebih mahal. Akan tetapi, hidroponik NFT ini dapat menampung lebih banyak tanaman dan tidak terlalu menguras tenaga dalam perawatannya. Selain NFT, ada juga lho sistem hidroponik yang banyak disukai. Jawabannya adalah hidroponik sistem Wick! Hidroponik Wick ini banyak disukai karena mudah dirangkai sendiri dan cenderung murah untuk modal awalnya. Meskipun begitu, sistem ini sedikit butuh perhatian dalam perawatannya. Pada sistem hidroponik Wick ini, kamu dapat menggunakan botol bekas atau gelas bekas sebagai tempat tumbuh tanaman lalu media tanamnya dapat kamu sesuaikan dengan kebutuhan. Kamu juga dapat menggunakan baskom atau botol air mineral bekas sebagai tempat menampung air.
4. Mempersiapkan Tambahan Nutrisi untuk Tanaman Budidaya

Salah satu faktor yang mendukung pertumbuhan tanaman adalah nutrisi yang cukup. Pemberian nutrisi untuk tanaman hidroponik tidak boleh sembarang diberi, harus dengan takaran yang cukup agar tanaman dapat tumbuh dengan baik. Pada sistem hidroponik, nutrisi yang diberikan tidak berupa pupuk padat yang biasa digunakan pada media tanah. Nutrisi yang digunakan pada tanaman hidroponik adalah khusus karena tidak menggunakan media tanah. Saat ini sudah banyak yang menjual kebutuhan nutrisi untuk tanaman hidroponik, salah satunya adalah nutrisi dengan merk dagang ABMIX yang banyak diperjual belikan di luar sana. Pemberian nutrisi untuk tanaman tidak harus membeli di pasaran kok, kamu juga bisa membuatnya sendiri di rumah dengan bahan-bahan yang bisa kamu dapatkan di sekitarmu. Saat ini sudah banyak tutorial untuk membuat pupuk cair sendiri menggunakan limbah organik rumah tangga. Takaran pemberian nutrisinya harus disesuaikan dengan kebutuhan tanamanmu, ya!
5. Memperhatikan Pencahayaan dalam Maupun Luar Ruangan

Tanaman budidaya pasti sangat membutuhkan cahaya untuk melakukan fotosintesis. Tanaman yang kekurangan cahaya cenderung layu dan menguning meskipun terlihat tinggi dan ramping. Oleh karena itu, cahaya merupakan faktor yang penting untuk pertumbuhan tanaman. Pastikan untuk meletakkan tanaman di tempat yang cahayanya mencukupi. Paling tidak, letakkan tanaman-tanamanmu di luar ruangan selama beberapa jam untuk memenuhi asupan cahaya matahari supaya tanamanmu tetap dapat melakukan fotosintesis. Apabila tidak memungkinkan untuk meletakkan rangkaian hidroponik di luar ruangan, penggunaan cahaya lampu berwarna putih dapat menggantikan cahaya matahari meskipun tidak semaksimal cahaya matahari.
6. Memeriksa Air secara Berkala

Berbeda dengan sistem hidroponik NFT yang menggunakan energi listrik untuk menjaga kebersihan dan kesehatan air karena sirkulasi airnya dilakukan secara otomatis. Pada metode Wick memerlukan perhatian khusus pada kesehatan dan kebersihan air, sebab pada metode hidroponik Wick ini tidak menggunakan listrik alias menggunakan cara manual untuk sistem pengairannya. Jangan lupa untuk sering mengecek kebersihan air pada hidroponikmu karena apabila kondisi airnya kotor, tanaman budidaya akan rentan terkena penyakit, jamur, maupun virus. Penggantian air secara berkala ini juga penting untuk menghindari kebusukan akar dan batang tanaman budidaya Selain kebutuhan air, jangan lupa untuk memantau lumut atau penyakit yang dapat mengganggu pertumbuhan tanamanmu, ya!
7. Bergabung dalam Forum Diskusi

Saat ini sudah banyak forum diskusi online di media sosial untuk berbagi tips dan trik mengenai hidroponik. Kamu tidak perlu malu untuk bergabung, sebab akan banyak ilmu yang kamu dapatkan di sana seputar tanaman dan hidroponik. Selain itu, keuntungan bergabung dalam forum adalah untuk memperbanyak kenalan yang siapa tahu akan bermanfaat di masa depan, kan?
Baiklah, jadi itu tadi merupakan serangkaian tips dan trik seputar hidroponik yang dapat kamu lakukan di rumah. Sangat mudah dilakukan, bukan? Tidak perlu langsung menanam banyak tanaman, kamu bisa memulainya dengan satu jenis tanaman sebagai percobaan pertama. Semoga tips dan trik ini bisa membantu untuk memulai budidaya tanaman secara hidroponik. Selamat mencoba!