Overworking: Kenali, Pahami, dan Hindari!

overworking

Apakah Anda pernah mendorong diri Anda sendiri untuk bekerja sekuat tenaga? Apakah Anda pernah bekerja hingga Anda ngedrop dan tidak bisa melakukan apa-apa? Seringkali, menjadi pekerja keras adalah satu-satunya hal yang harus dilakukan untuk survive. Tetapi, Anda boleh jadi memaksakan diri Anda dengan berlebihan. Hal ini dikenal dengan istilah overworking.

Kerja kantoran dan kerja dari rumah tak ada bedanya. Setelah WFH akibat pandemi Covid-19, orang-orang mengalami stres yang sebelumnya tak pernah dirasakan, jenuh yang terus bertumpuk, dan pekerjaan yang menggunung. Bahkan, banyak perusahaan yang ketar-ketir melepas pekerja-pekerjanya dan mengurangi gaji akibat pandemi ini.

Tidak ada yang namanya pekerjaan yang sempurna. Entah itu deadline yang mendesak, target yang berlebih, hingga jadwal yang padat atau berubah-ubah. Cobalah untuk memikirkan sebentar saja, apakah pekerjaan Anda memberikan beban yang terlalu besar pada hidup Anda?

Overworking adalah biang dari berbagai hal buruk dalam hidup. Kehilangan waktu luang, stres, dampak negatif pada kesehatan fisik dan mental, hubungan Anda dengan orang lain, bahkan kebahagiaan Anda. Kualitas hidup Anda dapat terjun bebas ke titik yang sangat rendah karena overworking.

Masalah Kesehatan Fisik dari Stres Kerja

Cr. Unsplash

Penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan antara stres kerja dan penyakit atau gangguan metabolisme. Orang-orang yang menderita sindrom ini lebih rentan terkena penyakit-penyakit serius seperti diabetes, stroke, dan penyakit jantung. 

Penelitian lain yang lebih baru dari Harvard Medical School juga menunjukkan bahwa jam kerja yang terlalu lama memiliki dampak buruk terhadap kesehatan. Beberapa penyakit yang dapat dihasilkan dari faktor kerja berlebih ini adalah stroke dan diabetes tipe 2 untuk pekerja dengan status sosial ekonomi yang rendah. 

Usut punya usut, orang yang memiliki jam kerja di atas 55 jam dalam seminggu memiliki tingkat risiko serangan jantung sebesar 13 persen. Mereka juga 33 persen lebih rentan terhadap penyakit stroke dibanding orang-orang yang bekerja 35-40 jam dalam seminggu.

Dampak Kesehatan Mental Burnout

Terlalu banyak bekerja atau overworking telah dikaitkan dengan masalah kesehatan mental seperti depresi dan kecemasan. Menurut anggapan WHO, depresi merupakan penyebab utama dari kecacatan dan disabilitas mental. Tak hanya itu, setiap tahunnya ada biaya besar yang berujung menjadi kerugian karena menurunnya produktivitas kerja akibat depresi dan kecemasan.

Baca juga: Inspirasi Fashion Office Work Simpel dan Modis Cocok Untuk ke Kantor

Masalah Overworking Pada Umumnya

Cr. Unsplash

Sebagaimana ditunjukkan dalam Healthline, overoworking dapat berujung pada kelupaan dan kehilangan waktu untuk makan teratur dan minum air putih. Penyakit yang berpotensi muncul karena hal ini adalah hipoglikemia dan dehidrasi. Mungkin konsekuensinya terlihat kecil, namun jika tidak ditanggulangi, kasusnya bisa fatal.

Stres dari pekerjaan kemungkinan besar mempengaruhi kualitas dan kuantitas tidur pekerja. Tak hanya itu, kemampuan belajar, nafsu makan, dan suasana hati juga terkena dampaknya. 

Melansir dari Psychology Today, ada beberapa tanda kelelahan yang jelas. Seseorang mungkin menunjukkan kelelahan fisik dan emosional, menjadi sinis, mudah marah, bekerja dengan tidak efektif, dan menurunnya pencapaian kerja. Gejala umum termasuk perasaan apatis dan putus asa, menjadi pesimis, hilangnya nafsu makan, dan banyak lainnya.

Gejala overworking yang paling umum:

  • Kekurangan energi
  • Insomnia
  • Mengabaikan tidur
  • Mudah terganggu
  • Sistem kekebalan yang lemah
  • Suasana hati buruk
  • Berat badan meningkat atau berkurang
  • Kesulitan menyeimbangkan kehidupan kerja dan sosial

Jadi, dengan mengingat hal ini, berikut adalah beberapa tips untuk berjaga-jaga agar tidak bekerja terlalu keras.

Menghindari Overworking

1. Tetapkan batasan yang tegas

Baik Anda bekerja di kantor maupun di rumah, tetapkan batasan yang tegas antara mana yang merupakan area kerja Anda dan mana yang bukan. Terutama jika Anda WFH, alokasikan ruangan atau space tertentu untuk bekerja, agar sisa dari rumah Anda tetap terasa seperti rumah.

2. Setiap hari, fokuslah hanya pada tugas yang benar-benar penting

Jangan buang waktu Anda mengerjakan sesuatu yang bisa dikerjakan dua minggu lagi. Bukannya membiarkan tugas menumpuk, tapi justru memberikan struktur pada waktu kerja Anda. Dengan mengutamakan tugas-tugas yang urgent, Anda mengalokasikan waktu untuk diri Anda sendiri juga.

3. Katakan tidak pada tugas jika perlu

Jika Anda dihadapkan dengan tugas yang sesungguhnya tidak perlu dilakukan, entah itu sesuatu yang bukan bagian dari job desc Anda, atau tugas sampingan yang dibebankan pada Anda, beranikan diri untuk mengatakan tidak. Anda akan menyelamatkan diri Anda sendiri dengan menyingkirkan tugas-tugas yang tidak perlu Anda lakukan.

4. Beri tahu orang-orang yang tinggal dengan Anda

Baik Anda tinggal dengan rekan atau keluarga Anda, beri tahu mereka mengenai workload Anda. Dengan begitu, Anda dapat meminimalisir gangguan saat bekerja WFH, dan mendapatkan waktu luang yang sesuai dengan jadwal anggota keluarga Anda.

5. Minimalkan gangguan dalam pekerjaan

Gangguan bisa dalam bentuk apapun. Sosial media yang terus berdenting menunjukkan notifikasi, grup-grup Whatsapp yang tidak penting, bahkan peliharaan tetangga yang sering berisik. Gunakan headphones dan dengarkan musik yang membangkitkan semangat kerja Anda, dan matikan notifikasi dari aplikasi-aplikasi di luar pekerjaan.

6. Ambil istirahat makan siang

Jangan lupa makan, dan jangan makan di area kerja Anda! Hal ini tanpa perlu dijelaskan tentu penting, tak hanya demi kesehatan Anda tapi juga agar otak Anda tidak mengasosiasikan area kerja Anda dengan hal-hal lain.

7. Investasikan waktu untuk Me Time

Sesekali, tak ada salahnya untuk mengambil hari libur dan memanfaatkannya untuk pijat, spa, atau sekadar rileks di rumah memasak makanan dan streaming film-film favorit Anda. Your me-time is important, Ladies!

Akhir Kata

Bekerja memang penting, tapi waspadalah akan bahaya overworking. Bekerja berlebihan akan memberikan Anda stres yang memberatkan dan bahkan penyakit-penyakit yang tidak Anda inginkan. Oleh karena itu, atur area dan waktu kerja Anda dan jangan lupa alokasikan waktu untuk istirahat dan relaksasi!

Jessica Aulia

Young, avid, productivity-oriented, opportunity-seeker.

Recommended Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.