Menjadi Seorang Penulis ala Savitri Fadhilla U

Content writer dan copywriter , kedua pekerjaan ini sedang sangat hot menjadi perbincangan dan incaran para wanita sekarang. Dulunya, mungkin pekerjaan ini masih belum banyak diketahui dan masih menjadi sebuah “lelucon” bagi masyarakat. Tak sedikit yang berpikir bahwa karena tugas utamanya menulis, terkadang sering dianggap sepele. Namun, kenyataanya kedua jenis pekerjaan menulis tersebut memerlukan kekuatan ekstra untuk menghasilkan tulisan sempurna, lho!, lalu apa sih perbedaan dari keduanya. Penasaran apa saja? Baca terus sampai akhir, ya!

Savitri Fadhilla U, seorang copywriter dan reporter dari Pikiran Rakyat Media Network, telah diundang sebagai pembicara untuk TheWomyn Talk episode 1. Beliau berkata bahwa perbedaan diantara copywriting dan content writing tersendiri cukup banyak, baik dari segi tujuan maupun hasil dan faktor eksternal lainnya, belum lagi cara penulisan dan strategi yang diperlukan agar menghasilkan sebuah karya yang sesuai.

Pertama-tama, copywriting dan content writing ini berbeda dari segi tujuan penulisannya. Hal ini yang menjadi landasan dari segala faktor dan perbedaan lainnya. Copywriting sendiri merupakan tulisan yang bertujuan untuk mempromosikan atau marketing. Tentu hasil tulisannya harus bersifat informatif dan persuasif seperti memberikan informasi kepada calon pembeli mengenai keunggulan produk atau jasa, namun ia juga harus mempunyai elemen mengajak di pembeli tersebut untuk membeli produk atau jasa tersebut. Sedangkan, untuk content writing sendiri tidak terlalu memiliki tujuan yang spesifik, tulisannya lebih bersifat informatif dan edukatif karena tujuan penulisannya hanyalah sebagai media informasi bagi pembaca.

Baca juga: Mempertahankan Bisnis di Tengah Pandemi ala Valeria Nisatama, CEO dari Celosia Etnik

Berdasarkan pengertian secara umum di atas, maka apakah bisa disimpulkan bahwa copywriting lebih sulit untuk ditulis dibandingkan dengan content writing? Jawabannya, tentu iya. Seorang copywriter umumnya mendapatkan tugas cari client, maka bisa dikatakan bahwa hasil copywriting tersebut harus bisa memenuhi ekspektasi client tersebut. Dan perlu diketahui bahwa setiap client memiliki ciri khasnya masing-masing, sama seperti produk yang ingin dipasarkan. Tentu trik untuk menulis sebuah caption untuk produk baju akan berbeda dengan produk makanan. Hal inilah yang dituturkan oleh Kak Savitri di TheWomyn Talk.

Meskipun copywriting memiliki tantangannya tersendiri, ini bukan berarti content writing tidak memiliki tantangan. “Jadi sebenarnya di portal aku mewajibkan 10 artikel per hari”, kata Kak Savitri. Maka bisa dilihat bahwa sebagai seorang reporter yang menyediakan tulisan informatif juga memiliki tantangannya. Ia harus mencoba mencari angle lain dari sebuah berita. Hal ini karena di dunia berita dan media, tentu kita sering sekali melihat ada tulisan dan berita yang serupa dari beberapa sumber atau portal. Nah, inilah yang menjadi tantangan selanjutnya. Untuk bisa mencari suatu angle tentu perlu riset lebih dan ide kreatif untuk mengulik sebuah isu. Tantangan lainnya juga bisa dilihat dari bagaimana seorang content writer atau reporter harus bisa menulis sejumlah artikel dalam hitungan hari. Tentu tidak jarang si penulis akan mengalami writer block dimana ia sudah kesulitan untuk menulis karena kehabisan ide, atau faktor lainnya.

Kira-kira dalam menghadapi tantangan bagi seorang copywriter dan content writer itu harus gimana, sih? Serta, bagaimana cara menulis sebuah copywriting atau content writing yang tidak hanya informatif dan berbobot, tetapi juga menarik pembaca? Jangan lupa tonton seri TheWomyn Talk kali ini di YouTube Channel TheWomyn, ladies. Ssssttttt, ada tips khusus dari Kak Savitri, lho!

Recommended Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.