Mendapat kiriman buket bunga yang cantik dari orang tersayang, pasti dong membuat hati kita juga berbunga-bunga. Lewat bunga seseorang bisa menyatakan isi hatinya. Bunga juga bukan lagi sekedar pajangan atau tanaman hias belaka, tapi sekarang dijadikan untuk hadiah, atau sebagai bentuk ungkapan perasaan seseorang.
Di jaman sekarang ini kita makin lebih mudah menemukan penjual bunga. Pasalnya, banyak orang semakin menggandrungi bisnis ini karena peluangnya begitu menjanjikan.
Dewi Asari adalah salah satu pelaku usaha yang berkecimpung di dunia florist. Anak muda yang satu ini sudah menjalankan bisnis floristnya sejak duduk di kelas satu SMA. Meskipun semakin menjamurnya bisnis ini, namun toko bunga milik Dewi tetap bertahan ditengah persaingan bisnis florist sekarang.
Lantas seperti apa perjuangan Dewi bisa mempertahankan bisnis floristnya? Berikut ini cerita Dewi Asari kepada TheWomyn.
Awal Berbisnis Florist
Memulai bisnis florist dari nol. Itulah yang dialami oleh Dewi Asari saat bertekad ingin menjalani bisnis tersebut. Ia mengaku awal merintis toko bunga miliknya tanpa skill ataupun pengetahuan tentang bunga. Bahkan rasa tertarik terhadap bunga pun tak ada dalam diri Dewi saat itu. Namun, ide membuat bisnis florist tercetus saat ia melihat adanya peluang ‘cuan’ disitu.
Kata Dewi, semua berawal dari niatnya untuk membantu orang lain. Ketika duduk di bangku sekolah, teman-teman Dewi meminta dicarikan bunga. Menurutnya, jaman dulu masih sulit mendapatkan informasi tentang keberadaan toko-toko bunga dibanding sekarang.
“Sementara tempat tinggal aku kebetulan enggak jauh dari toko bunga. Makanya, banyak temen titip ke aku. Dari situ deh aku lihat ini bisa jadi peluang dapat uang sendiri,” imbuhnya.
Lantaran sering membantu teman-temannya mencari bunga, akhirnya rasa tertarik terhadap dunia bunga pun muncul. Apalagi ketika melihat seseorang menerima bunga hasil rangkaiannya, hal itu memberikan kepuasan tersendiri bagi Dewi.
Melihat adanya peluang “cuan” yang bisa ia peroleh dari bunga, maka pada 2015 Dewi Asari mendirikan toko bunga bernama Dewflorist. Saat memutuskan untuk terjun ke bisnis ini, mulailah ia menggali informasi tentang dunia florist.
Selain itu, Ia juga mempelajari cara merangkai bunga bahkan sampai membuat bunga artifisial (bunga palsu) sendiri. Semua itu ia peroleh hanya dengan modal mengikuti workshop florist.
Awal mendirikan Dewflorist ia mengaku mengambil bunga dari toko orang lain. Tapi, seiring berjalannya waktu ia mencari suplier sendiri. Bahkan dalam mengelola bisnisnya sampai saat ini masih ia lakukan sendiri. Toko floristnya pun semakin maju. Semakin hari Dewflorist makin banjir pesanan.
Inovasi Berbisnis Florist
Selama bertahun-tahun berkutat dengan bunga rupanya sudah menjadi hobi bagi Dewi. Ide-ide baru pun muncul di kepalanya untuk meluaskan bisnis Dewflorist.
Mulanya Dewflorist hanya membuka pesanan rangkaian bunga fresh flower, tapi kini ia mulai mengepakan sayapnya dengan membuat money bouquet, balon gift, Snack cake, dried flowers, artificial flowers, beer bouquet, decoration wedding, bahkan flower board (bunga papan).
Dengan motto bisnis “Your One Stop Florist”, Dewflorist selalu berusaha untuk menampilkan hal-hal baru yang sesuai dengan permintaan customer. Bagi Dewi dalam menjalankan suatu bisnis diperlukan inovasi yang dapat menarik pelanggan. Inovasi-inovasi itu pun ia dapatkan lewat permintaan para customernya.
“Seperti flower board itu aku adakan karena mulanya pelangganku yang minta dibuatkan. Lalu, aku coba buat memenuhi permintaannya,” ungkapnya.
Dewi menambahkan khusus permintaan flower board, Dewflorist melayani pengiriman selama 24 jam atau di hari yang sama saat pemesanan. Pasalnya, bunga papan (flower board) baru diadakan tahun ini. Meski mengaku menjalankan usahanya sendiri, namun khusus flower board ia dibantu oleh salah satu rekannya dalam hal pengiriman maupun merangkainya.
Selain itu, dalam menciptakan inovasi baru Dewi juga mencari referensi lewat para florist dari berbagai negara. Tak cuma itu, ia juga memanfaatkan media sosial seperti Pinterest, Instagram Reels, Youtube, bahkan masukkan dari para kerabatnya sebagai referensi. Semua itu ia jadikan sumber inspirasinya dalam berinovasi demi mengembangkan bisnisnya.
Bertahan di Tengah Persaingan Florist
Usaha yang dibangun oleh penyuka bunga anthurium ini, sudah berjalan hingga tujuh tahun. Dewi mampu bertahan menjalankan bisnisnya bukan berarti tanpa rintangan.
“Kadang kita sebagai manusia pasti pernah merasakan down, aku pun begitu. Aku pernah ngalami ketika apa yang aku kerjakan itu enggak sesuai harapan. Tapi, ya balik lagi aku harus bertahan dan inget kembali motivasi aku bikin Dewflorist ini apa. Kan untuk membantu orang lain dan melihat customer senang,” tuturnya.
Ditengah tantangan yang harus dihadapi Dewi baik itu rasa jenuh, lelah, hingga bersaing antar sesama florist, semua itu tak menyurutkan semangatnya untuk mempertahankan usaha yang ia bangun dari nol ini.
Dewi mengungkapkan meski menjamurnya toko-toko bunga saat ini, tapi Dewflorist selalu banjir pesanan. Menurutnya, bisnis florist sangat menjanjikan karena demandnya tak pernah sepi. Permintaan pun lebih meningkat saat memasuki moment-moment spesial seperti hari Valentine, mother day, anniversary, acara ulang tahun, atapun acara pernikahan.
Kunci utama Dewi mempertahankan bisnisnya adalah dengan memberikan layanan terbaik bagi para customernya. Bukan cuma itu, ia juga selalu memenuhi permintaan klien tepat waktu. Jika terjadi kesalahan maka Dewi akan turun tangan memberikan penjelasan kepada kliennya serta memberikan solusi.
“Intinya harus bertanggung jawab terhadap pesanan customer. Contohnya, bunga yang aku kirimkan ke customer ternyata rusak sampai dirumahnya. Nah, aku minta maaf dulu sama customerku terus aku ganti bunganya,” ungkap Dewi.
Dalam berbisnis kepuasan pelanggan jadi hal utama. Itulah yang membuat Dewflorist bisa tetap eksis sampai sekarang.
Seiring kemajuan jaman yang kini serba digital, Dewflorist tak mau ketinggalan untuk ikut memasarkan dagangannya melalui media sosial seperti Shopee, Tokopedia, Instagram dan Line.
Ia memanfaatkan media-media tersebut untuk meningkatkan penjualannya. Bahkan, strategi marketing yang ia gunakan agar para followernya di instagram tidak bosan, Dewi selalu berinteraksi dengan para audiencenya.
“Manfaatin deh fitur-fitur di instagram karena disitu banyak gunanya. Kalau aku suka buat question atau tambah pool, bikin games atau konten yang bisa mengedukasi follower aku tentang bunga. Jadi mereka enggak bosen lihat isi media sosial kita yang cuma jualan doang, terus kita juga jadi tahu perhatian follower kita sama apa yang kita posting,” jelas Dewi.
Dewi berharap kedepan bisnis florist miliknya bisa memperluas jaringan pengirimannya hingga ke luar wilayah Tangerang dan Jakarta.
Baca Juga: Odetta Jeffin Wijaya Sang Inspirator Muda Yang Berkarya Sejak Dini
Pesan Bagi TheWomyn Yang Ingin Memulai Bisnis
“I do what i love,” kata Dewi kepada TheWomyn. Menurutnya, ia bisa tetap bertahan di bisnis ini karena melakukan apa yang ia suka selama ini. Sebelum terjun ke bunga, Dewi juga mencoba banyak hal sampai ia menemukan passion yang cocok untuknya.
Jadi, bagi TheWomyn yang bingung atau ragu untuk memulai sebuah usaha cobalah dari hal yang paling kalian sukai. Teruslah mencoba dan jangan takut gagal.
“Karena kalau aku flashback ke masa tujuh tahun lalu dan melihat bisnis aku sekarang, ya mungkin enggak akan jadi kayak hari ini kalau aku enggak pernah mencoba itu. So, if you never try you will never know,” katanya.
Selain itu, lakukanlah banyak riset. Mulailah banyak belajar mencari informasi tentang usaha yang bakal kalian rintis. Apalagi di jaman sekarang ini akses untuk mendapatkan informasi begitu mudah.
Buatlah to do list setiap hari agar kamu bisa memanfaatkan waktu secara efisien dan tidak terbuang sia-sia. Jangan lupa pula untuk menentukan target market usaha kamu ya, Myn!
Setelah kalian sudah melakukan hal-hal tersebut, baru deh mulai mendirikan bisnis kamu. Kalau gagal jangan takut untuk mencoba kembali usaha-usaha yang lain, sampai kamu menemukan passion yang cocok untuk kamu geluti.
Nah, gimana Myn Bisnis apa yang ingin kalian coba? Semoga perjalanan bisnis florist milik Dewi Asari bisa menginspirasi para TheWomyn ya. Sampai bertemu di TheWomynpreneur Talk berikutnya!
(EVILIN FALANTA)