Kamu ingin terlihat sebagai orang yang santai, ceria, bahagia, seakan-akan tidak punya masalah dalam hidup. Padahal, diam-diam kamu juga sedang cemas memikirkan cara untuk bertahan. Saat sedang sendirian, kamu bahkan menangis karena tekanan hidup yang kamu alami. Tapi kamu selalu ingin menutupi rasa resah dan khawatir tersebut dengan terlihat bahagia dan selalu berusaha membuat orang sekitar bahagia.
Jika kamu sedang mengalami hal tersebut, mungkin kamu sedang mengalami duck syndrome. Dalam ilmu psikologi, istilah duck syndrome merupakan istilah untuk menggambarkan kondisi seseorang yang nampak tenang dan baik-baik saja dari luar, padahal kenyataannya sedang tertekan dan cemas. Sama seperti bebek yang tampak tenang saat berenang di atas air. Padahal, kakinya di dalam air sedang susah payah mendayung supaya tetap mengapung.
Duck syndrome bukan termasuk gangguan mental, kondisi ini biasanya berkaitan dengan stres dan kondisi mental lain. Meskipun tidak secara resmi disebut sebagai gangguan mental, duck syndrome yang tidak ditangani bisa menyebabkan gangguan mental tertentu, seperti depresi, gangguan cemas, atau penyakit mental lainnya.
Penyebab
1. Pola asuh
Salah satu penyebab duck syndrome adalah pola asuh dimana orang tua selalu menuntut anaknya untuk mendapatkan hal yang sempurna. Hal ini membuat anak harus mampu meraih target yang tinggi. Sehingga mereka berusaha sangat keras untuk meraih target tersebut.
2. Perfeksionis
Orang yang perfeksionis selalu ingin sempurna dalam berbagai hal serta punya standar yang tinggi. Mulai dari rencana hingga hasil akhir, mereka ingin semuanya sempurna. Mereka juga ingin menjadi yang terbaik di antara yang lain.
3. Ekspektasi lingkungan terlalu tinggi
Ekspektasi lingkungan yang terlalu tinggi membuat seseorang harus berjuang ekstra keras untuk menjadi yang terbaik. Mereka akan bersikap seperti semuanya berjalan lancar. Padahal, mereka juga sedang cemas akan kegagalan.
4. Pengaruh sosial media
Melihat hidup orang lain yang terlihat sempurna jauh dari kesulitan dapat mendorong seseorang untuk menampilkan sisi sempurna dirinya dan menutupi kesulitan yang dialami.
Jika mengalami tanda-tanda duck syndrome, beberapa hal berikut bisa kamu lakukan untuk tetap menjaga kesehatan mental:
1. Menjalani gaya hidup sehat
Pola hidup sehat adalah kunci terhindar dari berbagai masalah penyakit. Cobalah untuk rutin mengonsumsi makanan yang sehat, rajin berolahraga dan hindari rokok serta minuman beralkohol.
2. Rehat sejenak dari media sosial
Media sosial bisa menjadi trigger terhadap pola pikiran, untuk itu kamu perlu rehat sejenak dari media sosial. Mulailah melihat kenyataan dan tidak membandingkan diri dengan orang lain.
3. Luangkan waktu untuk diri sendiri
Fokus pada diri sendiri, lebih peka terhadap perasaan diri sendiri tanpa merugikan orang lain. Yakinlah, orang terdekatmu akan lebih bahagia jika kamu sendiri juga bahagia. Lakukan hobi yang membuatmu lebih senang, bacalah buku favoritmu, tonton drama kesukaan, dll.
Baca juga: Perbedaan Alpha, Beta dan Omega Woman, Kalau Kamu yang Mana?
4. Belajar merawat pola pikir positif
Pola pikir yang positif adalah hal penting yang harus dijaga. Dengan berpikiran positif, perasaan resah dan khawatir tidak akan selalu menghantui. Yakin, bahwa segala hal yang terjadi pasti ada alasannya.
5. Konseling dengan tenaga profesional
Jika belum mengalami perubahan dan merasa berisiko tinggi mengalami masalah psikologis, sebaiknya langsung berkonsultasi dengan dokter atau psikolog untuk mendapatkan penanganan medis yang tepat.
Kamu perlu ingat bahwa tidak ada manusia yang sempurna, wajar jika mengalami perasaan sedih, kecewa ataupun khawatir. Setiap orang memiliki jalannya masing-masing.