Bunda, apa sih sebenarnya disiplin itu? Apakah pernah Bunda berpikir bahwa perlu membuat anak disiplin, atau misalnya merasa bahwa anak tidak disiplin? Pada dasarnya, sebetulnya, disiplin adalah cara kita melihat bagaimana seseorang—dalam hal ini anak—taat pada beberapa hal yang diatur oleh orang tua. Selain itu, disiplin juga bisa dilihat dari cara anak dapat melakukan beberapa hal yang wajib dilakukan secara rutin.
Disiplin adalah salah satu hal yang penting untuk diajarkan pada anak. Disiplin terkait erat dengan kebahagiaan dan kesejahteraan mereka. Tanpa kedisiplinan, seseorang akan kesulitan dalam menghadapi tantangan hidup seperti menghormati orang lain dan bekerja sama dengan teman sebaya atau lingkungan sekitar.
Kasus-kasus yang paling sering terjadi di keseharian pada anak kecil misalnya, mencoret-coret dinding, merusak barang, tidak merapikan mainan atau tempat tidur, memukul saudaranya, dan masih banyak lagi. Tentu saja, ketidakdisiplinan anak terhadap aturan atau permintaan orang tua sering kali mendatangkan amarah. Padahal, amarah hanya akan memberi dampak “ketakutan”, bukan kedisiplinan.
Pada beberapa kasus misalnya, bahkan orang tua meneriaki anaknya yang berbuat kesalahan atau bahkan memukul mereka untuk memberikan efek jera. Penting untuk dicatat, bahwa jangan sampai seorang anak menjadi disiplin karena ia takut pada orang tuanya. Didik dan latihlah anak menjadi disiplin karena ia tahu tujuan dan manfaat dari setiap kegiatan yang dilarang atau yang harus ia kerjakan.
Kenapa Anak Tidak Disiplin?
Anak yang tidak disiplin pada peraturan, permintaan, atau larangan yang diberikan orang tuanya biasanya memiliki beberapa alasan. Apa saja?
- Alasan tidak masuk akal. Kesalahan yang sering dilakukan oleh orang tua dalam upaya membuat anaknya mendengarkan ucapan dan permintaan adalah tidak memberikan alasan. Meskipun anak kecil belum dapat mencerna penjelasan rumit, tapi berupayalah untuk memberikan alasan, kenapa ia harus mengerjakan atau menaati sesuatu. Berikan pemaparan dampak dan keuntungan apabila ia melakukan atau tidak hal tersebut.
- Orang tua tidak perhatian. Kesibukan terhadap banyak hal di rumah atau pekerjaan terkadang membuat orang tua lupa untuk memberi perhatian pada anaknya. Pada masa ini, bahkan beberapa orang tua justru tenggelam dalam keasyikannya menggunakan smartphone. Anak bisa saja melakukan kenakalan dan menjadi tidak disiplin demi mendapatkan perhatian dari orang tuanya. Kenakalan dan ketidaktaatan adalah wujud dari tidak mampunya anak untuk mengatakan “tolong diperhatikan”, “ayo main bersama”, atau “dengarkan aku”.
- Orang tua tidak mendengarkan. Ada beberapa hal yang tidak dipahami apabila tidak dibicarakan terlebih dahulu. Berapapun umur anak, orang tua harus lebih sering mendengarkan alasannya tidak mau melakukan sesuatu yang diperintahkan. Dengarkanlah alasan mereka dan berbicaralah satu sama lain agar baik anak dan orang tua sama-sama tahu apa yang diinginkan.
Baca juga: Anak Dikasih Uang Jajan Akan Semakin Manja, Mitos atau Fakta?
Tips Membuat Anak Disiplin
Nah, ini dia beberapa tips yang dapat dilakukan agar Bunda bisa membentuk kedisiplinan dalam diri anak. Tips di bawah ini juga sangat efektif untuk menghindari anak menolak atau tidak mendengarkan.
- Hindari kata “Jangan”
Dalam memberikan arahan pada anak, hindarilah menggunakan kata “jangan”. Kata ini membingungkan dan umumnya berlawanan dengan cara pikir anak. Ia akan menebak-nebak alasan, tidak menemukan alasan, lalu tidak mengerjakan apa yang diminta. Jadi, gunakanlah kalimat lain yang lebih masuk akal jika Bunda ingin melarang anak untuk melakukan sesuatu.
Misalnya, Bunda melihat Si Kecil mencoret-coret dinding, padahal sudah disediakan kertas. Usahakan tidak menggunakan “Jangan, coret dinding, ya!”, dan gunakanlah “Kan Bunda sudah sediakan kertas, dinding bukan tempat untuk mencoret-coret.” Gunakanlah nada yang lemah lembut dengan mengarahkannya dengan tepat. Menarik anak dengan kasar atau memukul tangannya justru membuatnya terkejut dan menangis.
- Hindari kata “Tidak” untuk menolak
Menghindari kata “tidak” juga merupakan hal yang sulit. Namun, ini perlu dilatih. Gunakan alasan logis sebagai ganti kata “tidak” untuk menolak ajakan atau menolak permintaan anak. Misalnya, Si Kecil sedang pilek, tetapi saat di perjalanan ia meminta Bunda untuk membelikannya es krim. Daripada Bunda mengatakan “Tidak, kamu gak boleh minum es krim”, katakanlah “Es krim memang enak, ya. Tapi kalau diminum sekarang pileknya jadi semakin parah. Kalau sudah selesai pileknya, kita beli es krim.”
- Katakan “Tolong” dan “Terima kasih”
Orang tua terkadang lupa, bahwa anak juga merupakan manusia yang perlu dihargai setiap perilakunya. Kadang kita lupa, bahwa mengucapkan “tolong” dan “terima kasih” tidak hanya pada orang tua dan orang yang lebih dihormati saja. Anak juga perlu menerima ucapan ini agar ia merasa bahwa dirinya dihargai. Ucapkanlah “tolong” ketika Bunda menginginkan anak untuk merapikan mainannya yang berantakan, dan katakanlah “terima kasih” setelahnya. Meskipun hal-hal tersebut memang kesalahan dan kewajibannya, dua ucapan ini sangatlah penting untuk memberi penghargaan pada kebiasaan baik anak.
- Beri penjelasan
Ini sejalan dengan kata “jangan” dan “tidak”. Berilah penjelasan yang bisa diterima anak. Gunakan pemaparan yang mudah dipahami dan paling dekat imbasnya pada anak. Tidak memberikan penjelasan setelah melarang anak adalah hal yang fatal. Anak akan lebih memilih untuk tidak menuruti. Penjelasan juga sangat penting untuk hal-hal krusial seperti menganjurkan anak untuk lebih giat belajar, membaca, olahraga, dan banyak hal lainnya. Ini juga akan melatih anak untuk dapat mencari tahu dan mengkritisi alasan yang tidak tepat yang disampaikan orang tua.
- Berikan apresiasi
Hanya Bunda yang tahu bentuk apresiasi yang paling tepat untuk diberikan pada anak yang telah mampu menjadi lebih disiplin. Berilah ia beberapa hal sangat diinginkannya. Misalnya mainan atau buku baru. Baju atau apapun itu. Selain apresiasi dalam bentuk hadiah, apresiasi dalam bentuk ucapan juga hal yang penting. Katakanlah bahwa karena kedisiplinannya Bunda menjadi bangga dan senang. Jika Bunda dan Ayah bisa, ajaklah mereka berliburan untuk mengapresiasi hal besar yang telah ia lakukan.
Jadi, sekarang Bunda sudah tahu, kan? Bahwa membentak atau memukul anak bukanlah tindakan yang tepat. Selain memberi dampak pada perkembangan anak, ini juga memberikan kerenggangan antara Bunda dengannya. Ikutilah langkah yang mudah ini demi membuat anak lebih disiplin, tidak membangkang, dan punya kebiasaan yang baik.