Alasan Tidak Perlu Terburu-buru untuk Menikah Muda

wedding-couple

Menikah merupakan keinginan bagi sebagian orang, sehingga banyak orang ingin segera menikah ketika sudah menemukan labuhan hatinya. Meskipun begitu, sebagian orang berpikir bahwa menikah muda merupakan pilihan yang paling tepat karena menganggap berjuang bersama dari nol mampu menguatkan hubungan rumah tangga kedepannya. Faktanya, menikah bukan sebatas keinginan hidup bersama karena cinta dan seperti bayangan dalam film. Salah satu tujuan menikah adalah untuk mempertahankan kehidupan rumah tangga bersama seseorang hingga bersama menua. Maka, beberapa alasan ini bisa membantu mempertimbangkan alasan untuk tidak terburu-buru menikah di usia muda.

Cinta Saja Tidak Cukup, Apa Kabar dengan Mental dan Finansial?

source: pexels.com

Kehidupan pernikahan memang tidak seindah apa yang kita lihat di film dan novel. Banyak hal yang dibutuhkan lebih dari sekedar rasa cinta, misalnya seperti kesiapan mental dan kesiapan finansial. Kesiapan mental sangat diperlukan untuk menjalani kehidupan pernikahan. Selain itu, sikap yang dewasa juga diperlukan sebagai bekal untuk menghadapi kehidupan rumah tangga yang tidak selalu mulus. Kamu tidak harus tua untuk menjadi dewasa, sebab dewasa itu merupakan pilihan, bukan alamiah terjadi karena pertambahan usia. Kedewasaan seseorang akan membawa pada cara yang benar dalam pengambilan sikap dan keputusan, cara menghargai orang lain, maupun cara untuk mengontrol diri atau mengendalikan ego masing-masing. Sebab pernikahan itu merupakan rasa cinta yang dilandasi oleh rasa tanggungjawab bersama untuk berkembang bersama, bukan perasaan cinta yang mudah datang dan pergi. Jangan menikah ketika kamu merasa bahwa kesehatan mentalmu sedang dalam keadaan tidak baik-baik saja, sebab saat itu kamu hanya memutuskan ingin menikah karena tuntutan emosi pribadi. Oh ya, mental yang tidak stabil dapat berpengaruh pada kekerasan dalam rumah tangga dan tingkat perceraian. Bahkan angka perceraian di Indonesia tergolong tinggi. Hal ini yang harus menjadi pertimbangan untuk selalu memikirkan kesiapan mental sebelum menikah agar terhindar dari kekerasan dalam rumah tangga yang mungkin dapat berakhir dengan perceraian.

source: pexels.com

Kesiapan finansial juga harus direncanakan secara matang. Kesiapan finansial bukan sebatas biaya akad dan resepsi pernikahan saja, tetapi juga kesiapan yang matang untuk merencanakan kehidupan pasca-menikah. Misalnya perencanaan untuk membeli rumah dan kendaraan, biaya untuk kehidupan anak, dana pendidikan anak, tagihan listrik dan pajak, biaya fasilitas kesehatan, tabungan bersama, dana darurat, dan biaya lain yang benar-benar membutuhkan perencanaan secara matang. Selain itu, coba renungkanlah apakah dengan penghasilanmu saat ini nantinya akan cukup untuk biaya hidup bersama? Mungkin kamu pernah mendapati beberapa kasus di lingkungan sekitarmu, yaitu pasangan muda yang gagal dalam pernikahannya akibat adanya masalah ekonomi? Setelah melihat beberapa kasus yang banyak terjadi akibat tidak adanya kesiapan finansial sebelum menikah, apakah kamu yakin untuk menikah muda tanpa adanya kesiapan dalam finansial? Tidak akan ada ruginya jika kamu memiliki rencana menabung demi kehidupanmu yang lebih baik di kemudian hari. Maka, mulailah membuat rencana keuangan dan tabungan demi memudahkanmu dalam menyiapkan dana untuk kehidupan pernikahanmu, ya!

Seberapa Jauh Kamu Mengenal Pasanganmu?

source: pexels.com

Bersama dengan seseorang dalam waktu yang lama belum tentu menjamin keharmonisan rumah tanggamu nantinya setelah menikah. Kamu perlu mengenal pasanganmu secara lebih jauh dan mengenal keluarganya dengan baik, begitupun pasanganmu harus mengenalmu dan keluargamu dengan baik. Sifat seseorang bisa jadi berubah ketika sudah menikah, maka kamu juga harus mengenali kelebihan dan kekurangan pasanganmu, mengetahui bagaimana ia ketika marah, bagaimana caranya mengambil keputusan, dan bagaimana cara ia menghadapimu ketika sedang marah atau sedang sedih. Meskipun kamu mencintainya, pastikan bahwa kekurangannya masih bisa ditoleransi agar tidak membawamu pada hubungan yang toxic dan akan sangat baik apabila ia berniat untuk memperbaiki kekurangannya. Jika kamu memang sudah yakin dengan pasanganmu, mulailah untuk saling terbuka dengan pasanganmu untuk mengenal dirinya lebih jauh sebelum menuju jenjang yang lebih serius.

Baca juga: Tips Memilih Seserahan Pernikahan yang Hemat dan Berguna

Yakin Nggak Mau Berkarir dan Travelling Dulu?

source: pexels.com

Pada usia 20-an tahun merupakan usia yang produktif untuk berkembang dan terus belajar. Selain itu pada usia 20-an merupakan kesempatan yang bagus untuk lebih mengenali diri sendiri, memperbanyak koneksi, memperbanyak tabungan, membahagiakan kedua orangtua, melakukan travelling, maupun kesempatan yang bagus untuk mengembangkan karier. Meskipun begitu, sebagian orang juga memilih untuk menikah. Tetapi nggak sedikit juga, lho mereka yang sudah menikah malah menyesali keputusannya menikah muda karena masa muda mereka harus dilewatkan akibat sibuk mengurus keluarga. Ketika sudah menikah nanti, akan memiliki keterbatasan waktu untuk travelling atau sekedar menyegarkan pikiran karena tidak akan sebebas ketika kamu masih single. Apalagi jika sudah memiliki buah hati, kebebasanmu akan menjadi lebih terbatas karena kamu harus menaruh perhatian lebih untuk buah hatimu. Ketika kamu telah puas menikmati masa mudamu, yakinlah bahwa nanti ketika sudah menikah kamu tidak akan pernah menyesal memilih menikah. Bagaimana, ingin menikmati masa muda dulu atau langsung menikah, nih?

Menikahlah Ketika Kamu Siap dan Sepakat dengan Pasanganmu, Jangan Menikah karena Tuntutan Lingkungan atau Mengikuti Trend

source: pexels.com

Buat kamu yang berusia 25 tahun ke atas, biasanya kerap disenggol dengan pertanyaan, “Kapan nikah?” sampai bosan mendengarnya. Bahkan kerapkali dianggap tidak laku karena teman-teman yang seusia atau bahkan yang lebih muda sebagian besar sudah menikah. Atau mungkin kamu sudah bosan dan muak karena dijodohkan, nih dengan keluarga atau teman-teman kerja? Tentu saja kesal ketika lingkungan menuntut untuk segera menikah, padahal kehidupan itu milkmu, kan bukan milik mereka? Jangan sampai kamu terpengaruh oleh omongan-omongan yang membuatmu terlalu gegabah dalam mengambil keputusan untuk segera menikah. Bicaralah dengan baik kepada mereka bahwa kamu masih ingin menikmati hidup dan memantaskan diri supaya memiliki kehidupan rumah tangga yang baik. Kamu berhak, kok untuk menolak segala tuntutan itu. Selain itu, saat ini menikah muda justru menjadi tren di kalangan Generasi Z alias Gen-Z karena sedikit banyak terpengaruh dari para influencer. Berpikirlah dengan bijak bahwa menikah muda bukan sebatas karena suka sama suka, tetapi harus memiliki visi dan misi yang jelas dalam mengarungi bahtera rumah tangga nantinya. Menikah karena mengikuti tren nggak menjadikanmu manusia yang keren, kok. Selain itu, jangan memutuskan menikah hanya karena emosi sesaat. Misalnya seperti, “Capek kuliah terus, pengen nikah aja”, atau “Kerja terus capek, enak nikah ada yang nemenin”. Jangan sampai seperti itu, ya. Perlu diingat bahwa menikah itu bukan merupakan solusi untuk menghalau rasa lelah. Justru ketika menikah akan merasa lebih melelahkan, sebab harus pandai membagi waktu dengan keluarga kecil dengan pekerjaan, juga memikirkan hal sepele yang jarang kamu pikirkan ketika masih melajang.

Baca juga: Mau Nikah Dalam Waktu Dekat, Persiapannya Apa Saja?

Nah, bagaimana soal tanggapanmu soal menikah muda? Apakah kamu masih tetap terburu-buru karena adanya tuntutan, atau kah sedang mempertimbangkan karena sedang berusaha memperbaiki diri? Menikah muda memang tidak ada larangan, namun tidak ada salahnya untuk mempertimbangkan alasan-alasan tersebut untuk memperbaiki diri dan menjadi lebih berkualitas, kan?

Recommended Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.