Belum lama ini mantan pemain voli wanita Indonesia, Aprilia Manganang, ramai dibicarakan tentang perubahan jenis kelaminnya yang dinyatakan sebagai laki-laki. Disebutkan memang bahwa Aprilia ini dilahirkan dengan adanya kelainan pada alat kelaminnya atau juga disebut hipospadia, yaitu kondisi uretra yang terletak di bawah penis. Kelainan ini menyebabkan keambiguitasan terhadap jenis kelamin yang sebenarnya. Dikutip dari DetikHealth bahwa hipospadia sering terjadi, setidaknya 1 dari 1.250 kelahiran di dunia. Ketika dilahirkan, ia dinyatakan sebagai wanita dan kemudian dikonfirmasi oleh PP PBVSI (Pengurusun Pusat Persatuan Bola Voli Seluruh Indonesia), Hanny S Surkatty bahwa Aprilia juga adalah wanita. Sebelum terungkap mengalami hipospadia, Apriliani memang memiliki perawakan seperti lelaki. Hal tersebut sempat menjadi polemik pada setiap pertandingan di kancah internasional.
Dari sosok Aprilia saat menjadi wanita, dengan kisah masa lalunya membuktikan bahwa diskriminasi penampilan itu ada. Seperti halnya yang terjadi pada Aprilia di SEA Games 2015 yang mana terjadi protes terhadap Aprilia hingga ia harus diperiksa kembali oleh dokter di lokasi. Namun, dokter juga menetapkan bahwa ia adalah perempuan. Selain itu, Aprilia juga mengalami diskriminasi seperti kecurigaan TNI Angkatan Darat yang membantu Aprilia mengetahui jati dirinya. Adanya kasus bullying yang juga dialami oleh Aprilia sejak dia kecil karena tidak memiliki fisik seperti wanita juga menjadi bukti bahwa diskriminasi fisik masih terjadi. Berada di posisi dimana orang-orang sangat membedakan diri Anda sendiri merupakan kondisi yang sangat tidak nyaman.
Dari kasus Aprilia mengingatkan kita dengan sosok wanita berjanggut yang dipandang sebagai the freak di film The Greatest Showman. Kejadian yang serupa juga terjadi padanya, mendapat diskriminasi karena penampilannya yang berbeda oleh masyarakat di New York. Sedangkan Aprilia terancam untuk dicabut penghargaan yang telah ia raih selama berada di tim bola voli wanita Indonesia, satu medali perak dan satu medali perunggu pada SEA Games Singapura 2015 dan Kuala Lumpur 2017 setelah perubahan jenis kelaminnya diketahui Belum lagi dicibir dan tekanan dari masyarakat Indonesia. Tentu, wanita pada film The Greatest Showman tersebut berakhir bahagia, dengan kondisi dimana masyarakat New York bisa menerima perbedaannya, yaitu seorang wanita yang berjanggut layaknya laki-laki. Kami juga percaya bahwa Aprilia akhirnya mendapatkan jawaban dan akhir yang bahagia selayaknya tokoh di film tersebut. Perhargaan yang telah ia raih juga tidak akan dicabut serta ia menemukan jati diri sebenarnya dan memutuskan untuk menjalani corrective operation.
Baca juga: Mengenal Sosok Kimono Mom yang Dulunya Seorang Geisha
Kesimpulannya, hanya saja penampilannya berbeda, bukan berarti ia harus diperlakukan berbeda juga. Ada baiknya jika kita bisa merangkul perbedaan Aprillia tersebut dan memberikan dukungan moral. Perlu diketahui lagi bahwa kondisi ini juga bukan atas kemauannya, seperti yang dikatakan Hanny. Karena itu pula, penghargaan yang telah ia raih tidak akan dicabut, karena telah menjadi hak Aprilia. Teman Aprilia, Berllian Marsheilla juga menyebutkan bahwa Aprilia tidak seperti yang dikatakan orang-orang. Indonesia perlu lebih banyak orang yang berpikiran seperti Hanny dan Berllian. Memang sebuah hal kecil, tetapi jika dilakukan oleh jumlah orang yang banyak, tentu akan membawa perubahan yang besar bagi Indonesia, bukan?