Pada saat bayi lahir, ia akan menangis, ini yang menunjukkan bahwa bayi tersebut berhasil dilahirkan dan memiliki keadaan yang sehat karena dianggap telah bisa bernafas sendiri tanpa perlu bantuan alat. Demikian pula sebaliknya, jika bayi yang baru lahir tidak menangis, maka ada kemungkinan ia kesulitan untuk bernafas atau kondisi lainnya. Karena bayi juga belum mengetahui cara mengekspresikan dirinya, yang ia lakukan hanyalah menangis. Untuk menenangkan bayi tersebut, orang tua sering menggendongnya. Kerap hal inilah yang dimaksud dengan bayi bau tangan. Istilah ini menggambarkan bayi yang manja. Tetapi, apakah sering menggendong anak bisa membuat anak bau tangan?
Bayi menangis karena banyak hal seperti lapar, lelah, kesepian atau tidak nyaman. Dengan menangis, ia berkomunikasi dengan orang tuanya akan kondisi atau perasaan yang ia alami. Maka dari itu, untuk menenangkannya orang tua, terutama ibu perlu menggendongnya. Jika bayi ditelantarkan maka bayi akan merasa tidak dibutuhkan dan tidak penting. Tetapi, disisi lain, ibu akan merasa kehabisan tenaga untuk terus mengatasi situasi yang demikian. “Hal ini merupakan hal yang normal dialami oleh ibu di tahun pertamanya,” ujar Dr. Howard. Namun, berdasarkan riset berjudul “Increased Carrying Reduces Infant Crying: A Randomized Controlled Trial” yang ditulis oleh Hunziker UA dan Barr.RG mendapat hasil bahwa bayi yang digendong selama 3 jam sehari lebih sedikit menangis sebesar 43% dibandingkan bayi yang tidak digendong, terutama jika bayi berumur 3 bulan pertama. Maka dari itu, setiap tindakan ibu untuk menenangkan sang anak dengan gendongan sangat memberikan dampak.
1. Gendongan Membuat Anak Rileks dan Aman
Salah satu cara untuk meredakan tangisan adalah dengan menggendong anak, atau teknik kangguru (skin to skin). Neonatologist telah menemukan bahwa memeluk bayi prematur sedekat mungkin memberikan banyak manfaat. Teori yang sama juga berlaku bagi bayi yang sudah cukup bulan. Bayi akan merasa dekat dan tenang dengan hangatnya pelukan dari sang ibu serta mendengar detak jantung ibunya. Suara jantung ibunya yang terdengar familiar ketika ia masih berada di perutnya membantu bayi menjadi lebih tenang.
2. Gendongan Mempererat Bonding
Baik menggendong dengan menggunakan sling atau tidak, bayi tetap akan merasa aman dan hubungannya terhadap sang ibu juga semakin erat. “Bayi suka dipegang sepanjang waktu, terutama sebelum mereka bisa berjalan sendiri,” ujar Dr. Howard. Keintiman antara ibu dan anak akan semakin meningkat. Ibu bisa berkomunikasi, mencium, memeluk dan memberikan ASI. Semakin sering ibu menggendong sang anak makan semakin besar juga bonding antara ibu dan anak.
3. Gendongan Meningkatkan Perkembangan Anak
Bayi bisa melihat apa yang dikerjakan orang tuanya karena merasa dekat, hal yang menarik menurut mereka bisa ditiru dan ini merupakan hal baik untuk perkembangan mental sang bayi. Selain menggendong anak, orang tua juga dianjurkan untuk mengajak bayinya berbicara saat digendong untuk meningkatkan kemampuan verbal sang anak. Karena merasa memiliki ikatan yang cukup erat, bayi akan cenderung lebih nyaman dan perkembangannya akan lebih stabil dan konsisten.
Perlu diingat, tidak setiap waktu bayi perlu digendong, Biasanya, bayi yang berusia 6 hingga 9 bulan sudah mulai memahami lingkungan sekitarnya. Maka pada saat ini orang tua bisa lebih memilih bagaimana cara menenangkan sang anak daripada menggendong. Kebiasaan untuk menggendong bayi dalam waktu yang lama bisa berakibat buruk pada kemampuan motoriknya.
Kesimpulannya, menggendong bayi tentu tidak membuat bayi tersebut bau tangan. Bayi memang seharusnya dan sebaiknya diberikan sentuhan fisik agar dia merasa aman dan hangat. Terlebih lagi, sentuhan fisik yang diberikan seperti menggendong jika dilaksanakan sesuai dengan porsinya maka bisa membantu sang anak berkembang lebih stabil dan konsisten. Jangan hiraukan perkataan orang mengenai memanjakan anak dengan menggendong merupakan hal yang tidak baik ya, moms!